
Bencana alam mempunyai efek yang sungguh besar terhadap individu, keluarga, dan komunitas. Bencana alam menjadikan kerusakan yang luas pada harta benda dan dapat menyebabkan persoalan dalam finansial. Pada masalah yang lebih buruk peristiwa dapat menimbulkan luka-luka dan akhir hayat. Bencana alam juga dapat menjadikan dilema kesehatan mental yang efeknya dapat berjalan selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun sehabis peristiwa (Stanley & Williams, 2000).
Salah satu resiko yang mampu terjadi pada para korban bencana yang masih hidup ialah trauma kejiwaan balasan tekanan mental atas cobaan berat yang menimpa diri mereka. Bentuk trauma jiwa tersebut dapat berbentukgangguan stress pasca stress berat post traumatic frustasi disorder (PTSD). Post traumatic sterss disorder yaitu gangguan psikologis yang berkembang lewat paparan kejadian traumatis mirip perang, penganiayaan berat, petaka, dan tragedi bukan alam.
Dari banyaknya organisasi memberikan santunan pasca petaka, yang tampakmungkin cuma berupa sumbangan fisik, mirip dukungan makanan, penampungan, baju dan pemberian-pertolongan lain yang terbilang penting. Tetapi selain itu, para korban sebenarnya juga membutuhkan pinjaman kesehatan mental sebab trauma yang muncul dari musibah berskala besar. Trauma healing sangatlah penting, melihat banyak dari korban bencana alam mengalami trauma dan panik yang berlebih dikala mendengar suara-suara yang mirip gaung, getaran, atau semacamnya.
Trauma healing sendiri diutamakan pada belum dewasa dan lansia, yang umumnya mengalami trauma paling kuat, baik stres maupun stress. Trauma healing ialah sebuah langkah-langkah yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan trauma atau trauma. Penanganan stress berat healing pada pria dan perempuan berbeda alasannya adalah ada tugas gender dalam menghadapi stres. Satu argumentasi penting mengapa pria dan wanita berlainan cara menghadapi stres adalah hormon. Saat stres hormon yang berperan yaitu kortisol, ephineprin, dan oksitosin. Pada perempuan yang sedang stres, ketika kortisol dan ephineprin melambung, hormon oksitosin dilepaskan dari otak, menggantikan kedua hormon itu, dan menciptakan perempuan menjadi relaks. Dalam keadaan relaks, wanita akan menghadapi masalahnya dan menyelesaikannya. Sementara pada pria, hormon oksitosin jumlahnya cuma sedikit, sehingga tak mampu menetralisir kortisol dan ephineprin. Karena kurangnya hormon ini, laki-laki cenderung fight or flight. Selain itu usia juga mempengaruhi perbedaan tingkat stres.
Salah satu metode Trauma Healing untuk Korban Bencana mirip gempa bumi, tsunami dan longsor yakni Psikososial. Itulah sebabnya beberapa lembaga sosial dan relawan umumnya mendirikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Dengan cara pembekalan psikologi sosial, para korban seakan diberikan suntikan semangat biar besar lengan berkuasa menghadapi ujian yang datang.
Menurut Psikolog A.R.S.R.Irene Sirait, menurut pengalaman di beberapa negara psikologi sosial dinilai efektif menangani trauma yang disebabkan adanya bencana alam dan menunjukkan imbas dalam jangka panjang. Ia menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan proses bagian dari membangkitkan lagi aktivitas-acara sosial yang umum dijalankan sebelum terjadinya peristiwa. Sehingga dengan mengulang kembali kegiatan sosial tersebut, akan menjadi bagian dari proses perbaikan syok yang sudah terjadi.
Proses psiko-sosial ini meliputi seluruh faktor kehidupan, sosial dan pendidikan. Bukan cuma pendidikan akademis tetapi juga pendidikan nilai-nilai luhur, juga berkaitan dengan nilai spiritual. Saya sangat yakin, bencana tidak akan menghentikan kehidupan insan. Tapi bagaimana kita mampu membangkitkan kembali aktivitas yang biasa dijalankan sebelumnya, tentau akan menolong korban bencana pulih dari trauma. Cara ini bisa dijalankan ke semua usia, dari bawah umur sampai orang renta.
Lalu bagaimana Tutorial melaksanakan Trauma Healing dengan metode Psikososial. Menurut Kuriake Kharismawan dalam buku Panduan Program Psikososial Paska Bencana terdapat banyak teknik Psikososial untuk mengatasi korban peristiwa gempa bumi, tsunami dan longsor diantaranya:
1. Teknik Relaksasi Untuk Orang Dewasa
· Relaksasi Otot
· Relaksasi Imajinasi
2. Teknik Relaksasi Untuk Anak
· Menghirup bunga
· Penghakau singa
· Mengeluarkan racun
· Doa dan sholawat
· Menyanyikan lagu
· Membentuk benda
· Tempat rahasia
· Gua bertingkat
· Imajinasi dengan awan
3. Teknik Mengekspresikan Emosi untuk Anak
· Melepas balon imajiner
· Menyimpan emosi
· Mengatasi flashback
· Mengekpresikan emosi
· Mengidentifikasi emosi
· Kursi kosong
4. Kegiatan Rekreasional
5. Berbagai Teknik Ekspresif
· Menulis
· Menggambar
6. Bermain Teater di Pengungsian
Seperti apa langkah – langkah Trauma Healing dengan tata cara / teknik psikososial yang disebutkan di atas, selengkapnya silahkan baca dan download buku Panduan Program Psikososial Paska Bencana. Buku Panduan acara psikososial bermaksud untuk memperlihatkan tentang dalam mengatasi efek emosional dari bencana. Izin diberikan untuk meninjau, memperbanyak sebagian dari manual ini, selama tidak untuk dijual atau untuk digunakan dalam hubungannya dengan tujuan komersial.
Link Download buku Panduan Program Psikososial Paska Bencana (DISINI)
Demikian gosip perihal Metode Trauma Healing Untuk Korban Bencana, Semoga ada manfaatnya, terima kasih.
Referensi:
https://www.researchgate.net/publication/311650655_PENDAMPING_KELUARGA_PASCA_BENCANA_ALAM
http://sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5812003257/files/buku_panduan_psikososial_2.doc
========================
Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com
EmoticonEmoticon