Senin, 25 Mei 2020

Siklus Batuan : Proses Yang Berawal Dan Berakhir Pada Magma

Apa itu Siklus Batuan? - Jika mempelajari bumi lebih dalam, Anda akan tahu jikalau bumi ini berisikan substansi geologi dan kimia yang jumlahnya terbatas. Substansi-substansi ini tidaklah diciptakan ataupun dimusnahkan. Substansi ini terus berganti melalui suatu siklus atau daur yang terjadi terus menerus. Salah satu contohnya yang paling gampang ditemui ialah siklus air.

Namun disamping itu ada juga siklus batuan yang merupakan siklus terbentuknya batuan yang ada di permukaan bumi. Batuan di bumi yang beragam jenisnya juga tercipta karena adanya situs ini. Lalu bagaimana siklusnya? Berikut penjelasannya.

Terjadinya siklus batuan berawal dari magma, yaitu campuran yang berisikan batuan semi cair dan batuan cair yang berada di bawah perut bumi. Magma ini terletak diantara lapisan mantel bumi dan kerak bumi dengan suhu yang sangat tinggi antara 700°-1300°C.

Karena suhunya inilah magma ini bersifat cair dan dinamis. Magma ini juga mengalami pergerakan sehingga kemudian membuat transformasi. Untuk lebih jelasnya, proses siklus terjadinya batuan bisa diterangkan dalam beberapa tahap berikut.

 Anda akan tahu jika bumi ini terdiri dari substansi geologi dan kimia yang jumlahnya terb Siklus Batuan : Proses yang Berawal dan Berakhir Pada Magma
Gambar siklus terbentuknya batuan.

1. Kristalisasi Magma
Berawal dari magma yang sifatnya dinamis dan terus bergerak ke kawasan dengan suhu lebih rendah. Di kawasan inilah magma ini akan mengkristal dan membentuk batuan beku. Ada batuan beku yang terkristal di bawah permukaan bumi yang disebut batuan beku intrusif ada pula yang mengalami kristalisasi di atas permukaan bumi yang dikenal dengan batuan beku ekstrusif .

2. Pelapukan Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku yang ada di permukaan bumi usang kelamaan akan mengalami pelapukan dan mengendap karena abrasi. Endapan inilah yang lalu membentuk batuan sedimen. Untuk batuan beku yang tidak bisa meraih permukaan bumi akan terus terpendam di dalam bumi dan menerima tekanan dari luar sehingga terus terpendam semakin dalam.

Sisa batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan beku akan terus bergerak ke dalam inti bumi dan terbentuk lapisan sedimen yang baru. Batuan sedimen baru ini terus bergerak ke dalam bumi sehingga tekanan dan suhu yang mengenainya juga akan makin besar. Sehingga kemudian batuan ini bermetamorfosis batuan malihan.

3. Tekanan dan Suhu Membentuk Batuan Metamorf
Batuan beku intrusif tidak mencapai permukaan bumi namun kesudahannya tetap terkubur di dalam bumi bahkan akan terkubur semakin dalam akibat adanya telanan dari permukaan bumi. Karena posisinya yang semakin dalam menciptakan suhu dan tekanannya juga kian tinggi kesannya membuat batuan beku ini berkembang menjadi batuan metamorf

4. Batu Metamorf Meleleh Karena Tekanan dan Suhu yang Semakin Tinggi
Batuan metamorf nantinya juga akan mengalami proses pelapukan dan sama mirip proses sebelumnya. Struktur batuan metamorf baik dari struktur kimia maupun fisiknya yang berbeda dengan batuan beku maupun batuan sedimen lalu akan kembali meleleh menjadi magma. Setelah meleleh menjadi magma, maka siklus akan kembali ke tahap permulaan lagi.

Berdasarkan klarifikasi di atas, dapat siklus pembentukan batuan ini dapat digambarkan dalam sebuah tabel mirip berikut ini:
Penyebab ProsesJenis Batuan yang Dihasilkan
Suhu bumi yang sangat minim (kristalisasi) Batuan beku
Cuaca dan suhu atmosfer bumi (pelapukan), dilanjutkan dengan pengikisan Material sedimen
Pengendapan hasil pelapukan Batuan sedimen
Paparan suhu dari dalam bumi Batuan metamorf
Batuan metamorf terus mengalami kenaikan suhu Batuan metamorf berkembang menjadi magma kembali

Sama mirip siklus yang lain, siklus terbentuknya batuan ini juga berjalan terus menerus. Seperti yang terlihat dalam tabel, prosesnya berjalan secara siklis, yang artinya akan berjalan secara terus menerus. Tercatat, siklus batuan ini bahkan telah berjalan sejak jutaan tahun yang lalu. Karena adanya siklus ini jugalah, proses ini masih akan berlangsung sampai ke depannya.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon