Apa itu Erosi ?
Dalam ilmu Geografi ada perumpamaan-istilah yang merujuk pada pergantian pada alam yang juga disebabkan alasannya adalah fenomena alam. Misalnya pengikisan. Ya, istilah ini umumnya disandingkan dengan proses pelapukan, namun nyatanya kedua proses ini yaitu proses alam yang berbeda.Erosi yakni sebuah proses pengikisan yang terjadi pada padatan, seperti batuan, tanah dan jenis-jenis padatan lainnya. Erosi ini pada dasarnya diakibatkan oleh adanya angkutanpada air, angin, es, aktivitas makhluk hidup serta sebab efek gravitasi.
Jenis-Jenis Erosi beserta Penyebabnya
Sebagai sebuah fenomena alam yang telah lazim terjadi, sesungguhnya pengikisan adalah sebuah proses yang menguntungkan. Dengan adanya proses erosi ini, keseimbangan dan proses alam berikutnya bisa terjadi lebih baik.Namun, aspek adanya langkah-langkah manusia yang memperparah intensitas erosilah yang menciptakan pengikisan risikonya menunjukkan dampak buruk. Berkurangnya kemampuan (degradasi) lahan, menurunnya daya serap kepada air tanah, bahkan mampu menyebabkan timbulnya musibah. Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat dibagi menjadi berbagai jenis, adalah:
1. Ablasi
Ablasi yaitu abrasi tanah oleh kegiatan air, atau pengikisan yang terjadi tepatnya di sekitar ajaran air. Terjadinya Ablasi sebagian besar diakibatkan oleh pergerakan air. Cepat lambatnya proses pengikisan jenis ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Misalnya saja banyaknya air dan juga pasir yang dimuat serta kecepatan air yang memuat yaitu faktor penentu yang signifikan. Proses erosi yang disebabkan oleh pedoman air pada sisi sungai ataupun pada permukaan sungai yang terus terjadi ini kemudian menjadikan pengaruh. Dampak yang mampu dilihat contohnya terbentuknya lembah, jurang maupun ngarai.
2. Abrasi
Jenis abrasi yang kedua ini disebut abrasi yang bisanya sering terjadi di daerah pesisir atau di sekitar bahari. Pada pengikisan, yang dimaksud abrasi ialah abrasi oleh acara gelombang laut. Penyebabnya yakni sebab es di kutub yang mencair kemudian menimbulkan air bahari mengalami peningkatan pada permukaannya.
Hal ini lalu mengakibatkan daerah dengan permukaan yang lebih rendah kemudian mengalami erosi. Sama mirip ablasi, abrasi juga mampu dipengaruhi oleh banyak aspek, diantaranya yakni cepat ataupun lambatnya gelombang dari air laut serta besar kecilnya gelombang itu sendiri.
3. Eksharasi
Jenis abrasi yang selanjutnya yakni erosi yang disebabkan oleh gerakan dari lapisan es ataupun disebabkan alasannya es yang mencair. Karena itulah erosi ini juga disebut selaku gletser atau pengikisan es. Akibat dari abrasi gletser yaitu timbulnya bentang alam yang disebut fyord, yakni sebuah wilayah pantai yang lebih menjorok ke kawasan daratan.
4. Korosi/Deflasi
Jenis erosi yang terakhir ialah Korosi. Pada proses ini, erosi yang terjadi berupa pengikisan yang disebabkan khususnya oleh angin. Erosi atau erosi jenis ini lebih banyak terjadi di kawasan gurun.
Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya korosi ini menimbulkan pasir mengendap sampai kemudian membentuk bukit pasir. Proses alam ini juga menyebabkan terbentuknya bentang alam yang disebut loess. Bentang alam ini mampu didapatkan di tempat Cina Utara yang ialah hasil dari Korosi Gurun Gobi.
Sebagai sebuah proses alami, abrasi yakni proses alam yang juga disebabkan oleh aspek alam sendiri. Nah, jenis-jenis pengikisan di atas yakni jenis-jenis abrasi yang disebabkan oleh fenomena alam yang umum terjadi.
Beberapa insiden alam seperti angin, pergerakan air, gelombang maritim dan lainnya menciptakan proses abrasi mampu berlangsung secara alami dan bisa menunjukkan efek positif bagi keseimbangan alam. Namun pada beberapa jenis pengikisan, aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab membuat pengikisan akan mempunyai efek makin parah.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon