Rabu, 20 Mei 2020

Laporan Penelitian Langkah-Langkah Kelas Mata Pelajaran Pai Kelas V Sd Lengkap Upaya Memajukan Kesanggupan Membaca Dan Menulis Al-Quran Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Qur’an berdasarkan bahasa ialah “bacaan”. Adapun  definisi al-quran ialah kalam Allah SWT. yang merupakan  mu’jizat  yang diturunkan  (diwahyukan)  kepada Nabi Muhammad SAW. dan  membacanya  yaitu  ibadah. Dengan definisi  ini, maka kalam Allah yang  diturunkan  kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad  Saw tidak dinamakan Al-quran.




Al-Qur’an ialah kitab suci  yang diturunkan  Allah kepada Nabi Muhammad Saw, selaku   salah satu  rahmat  yang tidak ada taranya  bagi  alam semesta. Di dalamnya  terkumpul  wahyu illahi   yang menjadi petunjuk, anutan, dan pelajaran  bagi siapa   yang  mempercayainya  serta  mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi juga  Al-quran  itu adalah  kitab suci  paling terakhir yang diturunkan  Allah,  yang isinya  mencakup  segala  pokok-pokok  syariat  yang  terdapat  dalam kitab-kitab   suci  yang diturunkan  sebelumnya.  Karena itu, setiap  orang  yang  mempercayai  Al-quran, akan  bertambah  cinta  kepadanya, cinta  untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya  serta pula  untuk mengamalkan dan mengajarkannya.
Setiap mukmin  yakin,  bahwa  membaca  Al-quran  tergolong  amal  yang sungguh mulia  dan akan menerima  pahala. Al-quran  yakni sebaik-baik bacaan  bagi orang mukmin, baik  di kurun senang  maupun  saat  sulit  ketika  bangga  ataupun   ketika  murung,  bahkan  membaca  al quran  menjadi obat  dan penawar  bagi orang  yang  gusar jiwanya.
Setiap  mukmin  yang mempercayai  Al-quran, memiliki  keharusan  dan tanggung jawab  kepada  kitab sucinya itu. Diantara tanggung jawab  itu ialah  mempelajarinya  dan mengajarkannya. Belajar  dan  mengajarkan  Al-quran  yaitu kewajiban  suci dan mulia. Rasulullah  SAW. bersabda “Yang sebaik-baik kau  ialah orang  yang mempelajari  Al-quran  dan mengajarkannya”.
Kini kita  hidup  di dunia  yang tanpa  batas (borderless), periode globalisasi. Berbagai  informasi  baik itu  diperlukan   atau tidak, jelek atau baik  menghampiri  rumah-rumah   kita  setiap  saat  tanpa  dapat  dibendung.  Banjir  informasi  yang sebagian  besar  tidak  diperlukan  ini bagi  sebagian  kecil  orang merupakan  anugerah, namun  bagi sebagian besar  lainya  lebih  sering  berakibat jelek  walaupun  kadang  kurang  disadarinya.
Era informasi yang  oleh  Alvin Tofler  disebut  dengan perumpamaan  gelombang  ketiga “third wave” ini melanda  seluruh dunia. “Barang  siapa  yang menguasai  isu  maka dia  akan menguasai  dunia” bukanlah  isapan  jempol.
Sayangnya, yang menguasai  pusat-sentra  info  ialah  mereka  yang  bermodal  besar  tetapi minim  tanggung  jawab adab,  sehingga  program-program  yang dihidangkan  sebagian  besar  program  yang  tidak  mendidik  bahkan cenderung   merusak budpekerti. Bagi mereka  tidak persoalan apapun  program  yang disajikan  selama itu diminati  penduduk dan mendatangkan  laba  yang banyak. Akibat  berikutnya  yaitu terjadinya  dekadensi  budpekerti  melanda  sebagian besar  penduduk . Pergaulan  bebas,  pola hidup  yang serba  bebas,  obat-obatan  terlarang, minum-minuman keras,  dan imbas-efek  negatif lainnya.
Untuk mengantisipasi  efek  negatif  media  isu   yang merusak  perlu adanya  gerakan  kembali  kepada Al-quran  dalam rangka  menggali  nilai-nilai Al-quran  selaku perisai  guna  membentengi  diri  dalam menghadapi  budaya-budaya   yang menghancurkan susila.
Belajar Al-quran   hendaknya  dilakukan  dari semenjak  dini sekitar  5 atau 6  tahun,  sehingga   saat  beranjak  dewasa  anak  dibutuhkan   familiar  dengan bacaan-bacaan  Al-quran  bahkan  sudah mampu  menghafal  surat-surat  pendek.
Belajar  Al-quran  mampu dibagi   terhadap beberapa  tingkatan,  adalah  belajar  membacanya  hingga tanpa gangguan dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku  dan qiraat  dan  tajwid,  belajar  arti  dan maksudnya hingga  mengetahui  akan maksud-maksud   yang  terkandung  di dalamnya  dan mencar ilmu  menghafalnya  di luar kepala.
Tidak  dapat  disangkal  masih  terlalu  banyak  belum dewasa  yang belum bisa  membaca  dan menulis  Al-quran  dengan berbagai  argumentasi padahal Al- quran   merupakan referensi  utama  bagi umat Islam. Bagaimana  bisa  menggali   nilai-nilai  Al-quran  dalam rangka  membentengi diri dalam menghadapi  budaya-budaya  yang menghancurkan  akhlak kalau   anak  tidak  mampu  membaca  dan menulis  Al-quran.
Berdasarkan  uraian  tersebut  di atas  penulis  kesengsem  untuk melaksanakan  Penelitian  Tindakan  Kelas  dengan judul : “Meningkatkan kemampuan  membaca  dan menulis Al-quran siswa dengan menggunakan sistem  demonstrasi  di Kelas V Sekolah Dasar”.

1.2   Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok-pokok masalah yang akan  dibahas dalam penelitian ini  yakni selaku berikut :
1.     Kemampuan  siswa kelas V Sekolah Dasar  dalam membaca  Al-Qur’an  kurang lancar
2.     Kemampuan  siswa kelas V SD dalam menulis  Al-Qur’an  masih kurang.
3.     Penggunaan metode pembelajaran masih terlalu sukar,  sehingga prestasi yang diraih masih rendah.

1.3   Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.3.1  Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam observasi ini tidak terlalu meluas, maka penulis akan membatasinya pada : Penggunaan metode demonstasi dalam meningkatkan kemampuan membaca  dan menulis Al-Alquran siswa kelas V  SD.





1.3.2  Rumusan Masalah
Masalah yakni pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk dicari jawabannya  melalui observasi, Sudjana N. (1997:21). Menurut usulan di atas dilema  ialah problem-duduk perkara yang sengaja  diajukan  jawabannya  diperoleh  melalui  observasi. Berdasarkan rumusan persoalan  di atas, maka masalah  penelitian ini yaitu :
a.      Apakah tata cara demonstrasi mampu mengembangkan aktifitas siswa membaca dan menulis Al quran di kelas V Sekolah Dasar?
b.      Apakah sistem demonstrasi dapat  mengembangkan  kemampuan membaca  dan menulis Al quran  siswa di Sekolah Dasar?
c.      Apakah tata cara demonstrasi mampu  meningkatkan  prestasi  membaca  dan menulis Al quran  siswa di SD?

1.4  Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian langkah-langkah kelas ini yakni selaku berikut :
1.    Untuk Meningkatkan aktifitas berguru siswa  dalam pembelajaran PAI faktor Al quran lewat tata cara demonstrasi di Sekolah Dasar.
2.    Untuk mengetahui efektifitas metode demonstrasi dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran
3.    Meningkatkan  prestasi  berguru siswa  dalam pembelajaran PAI aspek Al quran melalui sistem  demonstrasi  di Sekolah Dasar.

1.5  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini dibutuhkan menawarkan faedah terhadap perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran, di antaranya :
1.    Bagi siswa, mampu lebih mengembangkan pemahaman dan penghayatan siswa, berani mengajukan pertanyaan, mengemukakan usulan dan mampu mengembangkan hasil belajar PAI faktor AlQur’an
2.    Bagi guru, sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI dengan tata cara demonstrasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis kesengsem untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Meningkatkan kesanggupan membaca dan menulis Al-Qur’an siswa melalui metode demonstrasi di kelas 5  pada semester 2 di Sekolah Dasar.


BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1   Pengertian Membaca
Membaca ialah sebuah proses yang dijalankan serta dipergunakan oleh pembaca untuk  memperoleh pesan yang mau disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar  kelompok kata yang ialah sebuah kesatuan akan  tampakdalam suatu persepsi  sekilas, dan semoga makna kata-kata secara perorangan akan mampu dimengerti. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertanggkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terealisasi dengan baik (Hodson, 1960:43-44).
Dari sisi linguistik, membaca yaitu sebuah proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan mengatakan dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) ialah menghubungkan kata-kata tulis (written word)  yang meliputi pengubahan goresan pena/cetakan (oral language meaning) yang meliputi pengubahan  tulisan/cetakan menjadi bunyi yang mempunyai arti. (Andrson, 972 : 202-210).

2.2    Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adakah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, mengerti makna bacaan. Makna, arti (meaning) akrab sekali bekerjasama dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

2.3      Pengertian Menulis
Menulis mampu didefinisikan sebagai suatu aktivitas penyampaian pesan (komunikasi) dengan memakai bahasa tulis selaku alat atau medianya. Pesan ialah isi  atau muatan yang terkandung dalam suatu  goresan pena. Tulisan  merupakan  sebuah simbol atau lambang bahasa yang mampu dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian,  dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat  komponen yang terlibat  : Penulis  selaku penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, salursan  atau media berupa goresan pena, dan pembaca selaku peserta pesan.

2.4      Manfaat Menulis
Adapun manfaat dari kegiatan menulis ini  di antaranya ialah selaku berikut :
memajukan kecerdasan;
menyebarkan daya inisiatif dan kreativitas;
menumbuhkan keberanian; dan
mendorong kemauan dan kesanggupan menghimpun gosip.

2.5    Hakikat Belajar dan Mengajar
Berbicara ihwal pendidikan  senantiasa berkenaan dengan upaya pelatihan insan, maka keberhasilan pendidikanpun tergantung pada unsur manusianya. Adapun komponen insan yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan, ialah guru. Karena gurulah yang secara eksklusif mempengaruhi, membina, menyebarkan kesanggupan siswa biar menjadi manusia yang bertaqwa, pintar dan terampil.
Agar proses mencar ilmu mengajar berjalan dengan tanpa gangguan maka guru harus menguasai  materi yang akan diajarkan dan terampil pula dalam hal menyajikannya. Guru diperlukan dapat menentukan dan memakai metode-tata cara pembelajaran yang tepat dengan pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
Adapun belajar yaitu “Proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan selaku hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan mirip perubahan pengetahuan, pengertian, sikap dan tingkah laris,  kemampuan, kecakapan, kebiasaan serta pergantian faktor-faktor lain yang ada pada individu yang mencar ilmu” (Sudjana, 1989:5).
Selanjutnya, “Mengajar  yaitu bimbingan acara siswa belajar. Mengajar yakni mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga mampu mendorong dan menumbuhkan siswa melaksanakan aktivitas belajar mengajar.” (Sudjana, 1987:7)




2.6    Metode Demonstrasi
Metode ialah  cara guru  memberikan  materi pelajaran  kepada  siswa untuk meraih  tujuan. Depdiknas (2003) berdasarkan  Syaepul Sagala (2005:210) tata cara  demonstrasi  ialah pertunjukan  tentang  proses  terjadinya   sebuah  peristiwa   atau benda  pada tampilan  tingkah laris   yang  dicontohkan  supaya dapat  dikenali  dan  dimengerti  oleh akseptor didik secara positif.
Yang  dimaksud  dengan sistem  demonstrasi dalam berguru  dan mengajar  yaitu sistem   yang  dipakai  oleh seorang  guru atau  orang luar  yang  sengaja  didatangkan  atau murid  sekalipun   untuk  mempertunjukkan gerakan-gerakan  suatu proses  dengan  peraturan   yang benar.  Menurut  Sudirman (1991:113), demonstrai  ialah  cara  penyajian  pelajaran  dengan  meragakan   atau mempertunjukkan  terhadap siswa  suatu proses  situasi  atau  benda  tertentu   yang sedang  dipelajari, baik  bahwasanya  ataupun  tiruan  yang  sering dibarengi  dengan penjelasan  lisan, sistem  ini  baik  digunakan   untuk menerima  gambaran  yang  lebih terang  ihwal hal-hal yang berafiliasi   dengan  proses  mengontrol  sesuatu, menciptakan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, membandingkan  sebuah  cara  dengan cara  lain,  untuk mengetahui  atau menyaksikan  kebenaran sesuatu.
Ada beberapa  kelebihan  dan kelemahan  dalam menggunakan  metode  demontrasi :
a.    Kelebihan
1.     Metode ini  dapat  membuat  pengajaran  menjadi  lebih jelas  dan  lebih konkrit, dengan  demikian  mampu menghindarkan  verbalisme.
2.     Siswa  dibutuhkan  lebih mudah  dalam mengerti  apa yang dipelajari
3.     Proses pelajaran  akan lebih mempesona
4.     Siswa  dirancang  untuk aktif  mengamati, menyesuaikan  antara teori  dengan  realita  dan menjajal   melakukannya  sendiri
5.     Melalui  tata cara ini  dapat  suguhkan  bahan pelajaran  yang  tidak mungkin  atau kurang  sesuai  dengan memakai  metode lain
b.    Kelemahannya
Kelemahan sistem ini antara lain :
1.      Metode ini  membutuhkan  kemampuan  guru secara  khusus,  alasannya adalah  tanpa  ditunjang  dengan hal itu, pelaksanaan  demonstrasi  tidak akan  efektif
2.      Fasilitas  seperti  peralatan, kawasan  dan ongkos   yang memadai  tidak  selalu  tersedia  dengan baik
3.      Demonstrasi  memerlukan   kesiapan  dan perencanaan  yang matang   disamping  sering  memerlukan  waktu yang  cukup panjang  yang mungkin  terpaksa  mengambil  waktu jam  pelajaran lain.




2.7    Cara Pelaksanaan
Untuk menggunakan sistem demonstrasi dengan baik, beberapa langkah perlu ditempuh antara lain :
Penentuan tujuan demonstrasi yang hendak dijalankan. Dalam hal ini fikirkan apakah tujuan yang hendak diraih dengan berguru melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan sistem demonstrasi.
Materi  yang hendak didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting ingin ditonjolkan
Siapkan fasilitas penunjang demonstrasi mirip perlengkapan, daerah, dan mungkin juga ongkos yang diharapkan
Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang bagus
Pertimbangkan jumlah siswa yang dihubungkan  dengan hal yang mau didemonstrasikan supaya siswa dapat melihatnya dengan terang
Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang hendak didemonstrasikan secara berurutan dan tertulis pda papan tulis atau padakertas lembar semoga mampu dibaca siswa  dan gurunya secara keseluruhan
Untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya demonstrasi yang dijadwalkan dicoba terlebih dulu. Tak jarang demonstrasi gagal hanya alasannya hal kecil seperti kabel listrik yang kurang panjang, penerangan (lampu) yang kurang jelas, atau penempatan perlengkapan yang kurang strategis.

2.8    Pelaksanaan Demonstrasi
Setelah  segala sesuatu  direncanakan  dan disiapkan, langkah  selanjutnya   adalah mulai  melaksanakan  demonstrasi. Beberapa  hal yang  perlu  diamati  antara lain :
1.     Sebelum memulai, periksalah  sekali lagi  kesiapan  peralatan   yang hendak  didemonstrasikan, pengaturan  kawasan, keterangan  tentang   garis besar  langkah  dan pokok-pokok  yang akan  didemonstrasikan.
2.     Siapkan  siswa, barangkali  ada hal  yang perlu  mereka catat
3.     Mulailah demonstrasi  dengan menawan  perhatian siswa
4.     Ingatlah Pokok-pokok  materi  yang  didemonstrasikan  agar demonstrasi  mencapai target
5.     Pada waktu  berjalannya  demonstrasi, sekali-kali  perhatikan  kondisi, apakah  semua  mengikuti  dengan baik
6.     Untuk menghindarkan  ketegangan, ciptakan  situasi  yang  serasi
7.     Berikanlah  peluang  terhadap siswa  untuk secara  aktif  menimbang-nimbang  lebih  lanjut  wacana  apa  yang  dilihat  dan didengarnya  dalam bentuk pertanyaan, membandingkannya  dengan  yang  lain serta  menjajal   melakukannya  sendiri   dengan tutorial  guru.


BAB IIIMETODE PENELITIAN

       Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian langkah-langkah kelas ini dikerjakan selama 3 bulan, ialah dari  Januari s/d Maret 2009. Siklus  I dijalankan  tanggal 04 Februari 2009, sedangkan siklus II dijalankan tanggal 11 Februari 2009.
Tempat penelitian ini dikerjakan  di Sekolah Dasar Subjek  observasi  ialah siswa  kelas V  yang berjumlah  38 orang. Penelitian ini dikerjakan  dengan dua siklus dan setiap siklus  terdiri dari  dua konferensi.

        Metode Penelitian
Metode yang digunakan  dalam penelitian ini yakni tata cara deskriptif alasannya adalah  dalam pelaksanaannya tidak terbatas  pada pengumpulan data, melainkan  dilanjutkan  dengan  pengolahan  data  ialah  dengan cara  menghimpun data, menyusun,  mengolah dan menginterpretasikan data.

        Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan observasi  tindakan kelas, adapun  tahapan-tahapan  yang dilakukan  dalam tindakan kelas ini menggunakan  versi yang digunakan  oleh Kurt Lewin. Tahapan-tahapan observasi  langkah-langkah  kelas ini dibagi menjadi 4 tahapan  pada setiap siklus ialah :
1.    Perencanaan (rencana)
2.    Aksi atau langkah-langkah (acting)
3.    Obervasi (Observing)
4.    Refleksi (reflecting). Dikdasmen (h. 16.2003).
Prosedur  pelaksanaan  penelitian  langkah-langkah kelas  meliputi  2 siklus yang berisikan : a. perencanaan, b. langkah-langkah, c. observasi, dan refleksi.
1.     Perencanaan meliputi  acara  selaku berikut  :
a.     Mendiskusikan  dan menetapkan  desain  pembelajaran yang mau  dipraktekkan sebagai tindakan dalam siklus
b.     Menyusun  rencana pembelajaran  dengan memakai  tata cara demonstrasi  sesuai  materi yang sudah ditetapkan
c.      Mengembangkan skenario pembelajaran
d.     Mengembangkan  format  observai dan format penilaian
2.     Pelaksanaan
Kegiatan yang dikerjakan pada tahap ini yaitu melakukan sekenario pembelajaran yang sudah dijadwalkan, melaksanakan evaluasi dalam bentuk tes
3.     Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan
4.     Refleksi
a.     Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dikerjakan pada skenario pembelajaran
b.     Melakukan pertemuan  untuk membahas hasil evaluasi perihal skenario, tes kemampuan pemahaman dan lain-lain
c.     Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil penilaian untuk dipakai pada konferensi selanjutnya.
Tahap pelaksanaan ini terus  dikerjakan secara  berulang  dan berkelanjutan sesuai siklus.

o   Indikator keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhsilan penelitian ini yaitu :
a.     Instrumen-instrumen yang sudah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilakukan dengan baik
b.     Aktivitas siswa dalam mencar ilmu meningkat
c.     Lebih dari 70% siswa yang mendapat  nilai 65 ke atas

3.4   Teknik Pengumpulan Data
1)    Data
Sumber data pada penelitian ini  seluruh siswa,  sedangkan data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi :
a.     Data tes kesanggupan pada siklus 1  dan 2
b.     Data pengamatan pada waktu proses pembelajaran
c.      Jurnal harian (catatan harian)
d.     Foto, diambil pada waktu proses pembelajaran
2)    Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan diperoleh lewat observasi, tes kemampuan pemahaman dan catatan harian

3)    Obervasi
Observasi dikerjakan untuk memperolah  informasi aktivitas aktivitas siswa selama proses pembelajaran berjalan. Di dalam pengamatan pengamatan, kita akan menemukan masukan ihwal akitifitas siswa, cara belajar, koordinasi antar siswa dan sebagainya.
4)    Jurnal harian
Jurnal harian semacam catatan harian yang dikumpulkan selama proses pembelajaran baik itu aktifitas maupun aktivitas guru di dalam pelaksanaan proses berguru mengajar
5)    Data tes kesanggupan pemahaman
Data ini diambil dari konferensi pertama maupun pertemua kedua, ini dilaksanakan untuk mengenali pertumbuhan hasil selama kegiatan dijalankan dan memakai data kuantitatif.
6)    Foto
Foto dipakai untuk melengkapi informasi data semoga kejadian yang tejadi  dalam aktivitas penelitian mampu direkam dan dijadikan sebagai alat bukti dalam pengumpulan data.




3.5  Analisis Data
a.     Data pengamatan
Data tes observasi ini diambil dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan ceklis lalu dipersentasikan

b.     Data tes kesanggupan
Data tes ini untuk mendapatkan nilai setiap siswa dari hasil tes dengan skala nilai 100 untuk menentukan banyaknya siswa yang menerima nilai 65 ke atas.

BAB V  SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian tersebut di atas  penulis  dapat menarik  kesimpulan  selaku berikut :
1.     Pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur’an dengan menggunakan  tata cara demonstrasi mampu membuat pengajaran lebih atraktif dan kelas terlihat lebih hidup, sehingga siswa lebih dapat  mengerti apa yang dipelajari.
2.     Pembelajaran dengan menggunakan  metode demonstrasi mampu memajukan pemahaman dan mengembangkan acara siswa, hal ini mampu dibuktikan dari hasil perbedaan nilai rata-rata pretes dan postes.

Saran
Untuk  kesuksesan  dalam pembelajaran  ini penulis mengemukakan beberapa usulan selaku berikut :
1.     Guru hendaknya mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran
2.     Selama proses pembelajaran guru hendaknya mampu membangkitkan motivasi dan acara siswa dengan memilih sistem dan teknik yang tepat.
3.     Dalam proses mencar ilmu mengajar guru hendaknya mampu menciptakan keadaan kelas yang  mengasyikkan sehingga interaksi antara guru dan  murid berlangsung harmonis, merangsang siswa untuk bertanya dan menyatakan pendapatnya.
4.     Pada saat menawarkan bahan pengajaran guru hendaknya tidak terpaku pada buku paket saja, tetapi hendaknya menggali materi pengajaran dari pengalaman siswa atau buku lain yang berhubungan dengan bahan yang akan diajarkan.


KEPUSTAKAAN

Henry Guntur Tarigan. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Suparno dan Muhamad Yunus. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka
Sujana N. (1995) Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru

Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.

Suhardjono (2006). Laporan Penelitian selaku KTI, makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di Pusdiklat Diknas Sawangan, Jakarta, Februari 2006.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Tim Bina Karya Guru (2004) Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar kelas V. Penerbit : Erlangga.





= Baca Juga =




Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)