Kondisi Geografis Negara Indonesia - Indonesia ialah negara yang terletak di lepas pantai daratan Asia Tenggara, tepatnya berada diantara Samudra Hindia dan Pasifik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada dan di sekeliling garis khatulistiwa, serta memiliki panjang kawasan yang setara dengan seperdelapan bulat Bumi. Lalu bagaimana keadaan geografis Indonesia yang katanya mempesona dan unik tersebut? Yuk, simak klarifikasi lengkapnya.
Catatan: untuk mengenali posisi Indonesia dalam peta dunia, silahkan lihat Peta Indonesia Lengkap.
Pulau paling besar di Indonesia terdiri atas Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Pulau Papua. Berdasarkan letaknya diatas maka ciri khas kondisi geografis Indonesia yang unik dan menarik dihasilkan sebab dampak posisinya baik di dua daratan besar (Australia dan Asia) maupun posisinya yang berada disekitar garis khatulistiwa.
Selain pulau besar, Indonesia juga tersusun atas Kepulauan Kecil (Nusa Tenggara dan Bali) dengan rantai pulau yang membentang ke arah timur melalui Pulau Timor, Kepulauan Maluku yang terletak antara Sulawesi dan Pulau Papua. Ibukota Indonesia adalah Jakarta, terletak di akrab pantai barat laut Pulau Jawa. Pada awal kala ke-21 Indonesia yakni negara terpadat di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia berada diantara 2 benua dan 2 samudra, yakni Benua Asia (di sebelah utara-barat maritim) dan Benua Australia (di sebelah selatan-tenggara), serta Samudra Hindia (di sebelah selatan-barat daya) dan Samudra Pasifik (di sebelah timur-timur laut). Secara astronomis Indonesia berada pada posisi 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT.
Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, dimana lebih dari 7.000 pulau tidak berpenghuni. Hampir tiga perempat luas daerah Indonesia diwakili oleh Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua, sedangkan Sulawesi, Jawa, dan Maluku mengikut dibelakangnya.
(lihat juga mengenai Kondisi Geografis Pulau Jawa)
Pulau Kalimantan dan busur kepulauan yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, dan rantai Sunda Kecil di Sunda Shelf (Paparan Sunda) ialah perpanjangan dari massa benua Asia. Paparan dibatasi di sebelah selatan dan barat oleh palung maritim dalam, seperti Palung Jawa dengan titik terendahnya 7.450 meter di bawah permukaan laut dan membentuk batas kontinen (benua).
New Guinea (Nugini) dan pulau-pulau yang berdekatan, tergolong pulau Halmahera, berada di Sahul Shelf (Paparan Sahul), yang ialah perpanjangan bagian barat bahari dari massa benua Australia. Sebelah timur bahari Paparan Sahul dibatasi oleh serangkaian palung samudera dan ke arah barat bahari juga oleh beberapa palung maritim, rantai terumbu karang, dan serangkaian punggungan bawah maritim.
Selanjutnya, unit ketiga kerak pembentuk Indonesia adalah perpanjangan sabuk pegunungan yang membentuk Jepang dan Filipina. Hal ini dapat tampakdari pegunungan yang membentang antara Kalimantan dan Papua serta meliputi serangkaian gunung berapi dan juga palung laut dalam di sekeliling Pulau Sulawesi dan Maluku.
Paparan Sunda di sekeliling Laut Jawa memiliki relief yang relatif rendah, berisi beberapa terumbu karang, dan bukan bertipe vulkanik. Sistem gunung yang membentang di sepanjang laut Cina Selatan dan Sulawesi dari paparan ini menandai tepi luar dari massa benua Asia. Wilayah ini merupakan area yang sungguh lapang dan ialah salah satu zona vulkanik paling aktif di dunia.
Sisi luar (sebelah selatan) rantai kepulauan Sumatra melalui Jawa dan Sunda Kecil membentuk tepi depan daratan Asia Tenggara. Hal ini ditandai oleh kedatangan gunung berapi aktif yang ke areah selatan dan barat dibatasi oleh serangkaian palung laut dalam.
Di segi sebelah dalam (utara) tersusun atas rangkaian pulau-pulau kecil, gunung berapi, rawa, dataran rendah, dan Laut Jawa yang dangkal. Laut di segi utara ini terbentuk pada final Zaman Pleistosen (sekitar 12.000 tahun yang kemudian), dan didapatkan juga bukti bekas daratan (semacam jembatan alami) yang memfasilitasi migrasi tanaman dan hewan dari benua Asia.
Indonesia memiliki sejumlah danau populer, dimana yang paling terkenal ialah di Sumatera, adalah Danau Toba. Danau ini terletak di sebelah utara pada ketinggian sekitar 3.000 kaki (900 meter) di atas permukaan bahari dan mencakup kawasan sekitar 440 mil persegi (1.140 km persegi). Sulawesi juga memiliki beberapa danau besar dan dalam, mirip Danau Towuti dan Matano yang berada di bab selatan pulau tersebut, serta dan Danau Poso yang terletak di tengah Pulau Sulawesi.
Laut yang mengelilingi Indonesia merupakan sebuah fitur hidrologi yang sangat penting dan berfungsi baik selaku sarana transportasi maupun selaku pembatas yang melindungi fitur budaya dan lingkungan antar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Laut dangkal yang terletak diantara pulau-pulau kecil ialah sumber deposit minyak lepas pantai, gas alam dan juga mineral.
(Lihat juga perihal Kondisi Geografis Pulau Kalimantan)
Tanah yang dihasilkan di tempat lembab terdiri atas tanah laterit yang mengandung besi oksida dan aluminium hidroksida dengan kombinasi tingkat kesuburannya tergantung pada batuan asalnya. Laterit yang dimaksud disini termasuk tanah margalite hitam, debu-abu, serta tanah kapur merah.
Tanah yang paling subur yakni jenis tanah Ando, yang terbentuk pada endapan vulkanik andesitik di pantai timur bahari Sumatera. Tanah tersebut juga dapat tampakJawa dan Sulawesi. Tanah subur juga dapat berasal dari abu vulkanik yang terbawa oleh angin, lalu diendapkan selaku lapisan material anorganik yang homogen di area yang luas.
Secara biasa , panas yang terus-menerus dan curah hujan yang lebat di sebagian besar kawasan Indonesia telah menimbulkan proses erosi, pelapukan, dan leaching (pembersihan) kandungan unsur tanah. Di kawasan yang tertutup hutan hujan tropis seperti di Kalimantan, tanah dapat tersadar oleh siklus hutan. Saat tanaman mati, mereka membusuk dengan cepat, melepaskan nutrisi yang diserap kembali oleh pertumbuhan vegetasi baru.
Meskipun jenis tanah seperti itu sungguh mendukung kemajuan tumbuhan di hutan, namun tanah tersebut tidak bisa mendukung populasi tumbuhan pertanian dalam jumlah yang besar. Pembalakan hutan secara liar mampu menetapkan siklus hutan dan mampu menimbulkan percepatan kerusakan tanah.
Suhu tertinggi di berada sepanjang pantai, dimana suhu rata-rata tahunan berkisar 70 hingga 80°F. Di Indonesia, kawasan di atas ketinggian 2.000 kaki (600 meter) akan condong lebih sejuk, cuma Pegunungan Maoke di Papua suhunya sungguh hambar ditandai dengan kedatangan salju. Di Jakarta, pada dikala hari terik suhunya mampu meraih hampir 100°F (38°C), sedangkan pada sungguh hambar bisa turun hingga sekitar 65°F (18°C).
Sebagian besar daerah Indonesia mendapatkan curah hujan lebat sepanjang tahun, dimana jumlah paling besar terjadi dari Desember sampai Maret. Namun, dari Jawa tengah ke arah timur menuju Australia, isu terkini kemarau mulai terasa justru pada bulan Juni hingga Oktober.
Pulau-pulau Timor dan Sumba selama berbulan-bulan menerima hanya sedikit hujan. Jumlah curah hujan tertinggi sering terjadi di daerah pegunungan Sumatra, pegunungan Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, dimana curah hujan tahunan bisa meraih lebih dari 120 inci (3.000 mm).
Jawa barat, Jawa tengah, sebagian wilayah Sulawesi dan Maluku memiliki curah hujan rata-rata 80 inci (2.000 mm) per tahun. Jawa Timur, Bali, Sulawesi selatan dan tengah, mempunyai curah hujan rata-rata antara 60 sampai 80 inci (1.500 dan 2.000 mm), sedangkan Kepulauan Sunda Kecil yang paling bersahabat dengan Australia cuma menerima 40 hingga 60 inci (1.000 hingga 1.500 mm) per tahun.
Terjadinya kombinasi trend di Indonesia disebabkan oleh drift angin monsunal Asia dan konvergensi massa udara tropis dari utara dan selatan garis khatulistiwa di sepanjang garis intertropis bertekanan rendah. Pola angin musim di bab tertentu dari kepulauan tergantung pada lokasi baik itu di utara atau di selatan khatulistiwa, kedekatan dengan Australia atau daratan Asia, maupun pada posisi bagian depan intertropis.
Selama bulan Desember, Januari, dan Februari, angin demam isu barat dari daratan Asia akan menjinjing hujan lebat ke Sumatra bagian selatan, Jawa, dan Kepulauan Sunda Kecil. Sedangkan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, tempat-daerah tersebut akan dipengaruhi oleh animo timur, yang menjinjing udara kering dari Australia.
Pada ketika monsun timur sudah melintasi khatulistiwa atau menjadi monsun barat daya di bagian bumi utara, angin menjadi lembab dan menjadi sumber terjadinya hujan. Sumatera dan Kalimantan, yang terletak akrab dengan khatulistiwa dan jauh dari Australia, kebanyakan tidak memiliki musim kemarau, meskipun curah hujan condong lebih rendah selama bulan Juli dan Agustus. Angin Topan yang kuat, condong tidak terjadi di Indonesia, tetapi tornado petir cukup sering terjadi di Indonesia.
Vegetasi di Indonesia yang paling utama berada di hutan hujan tropis, dataran rendah, dan perbukitan yang tingginya berada di bawah 5.000 kaki (1.500 meter). Di atas 5.000 kaki (1.500 meter) jenis hutan akan beralih ke hutan dataran tinggi yang didominasi oleh spesies pohon ek, laurel, teh, dan magnolia.
Ciri khas lain dari vegetasi Indonesia yaitu hutan bakau, yang dicirikan oleh formasi pohon-pohon yang berpancang atau berakar, yang cuma tumbuh di air asin atau payau di sepanjang pantai berlumpur. Rawa-rawa mangrove ditemukan secara luas di sepanjang bahari dangkal di Sumatra bagian timur, Kalimantan selatan, dan bagian tenggara Papua.
Indonesia terletak di zona transisi antara dua wilayah tanaman dan fauna dunia yaitu Tipe Asiatis yang berada di kawasan barat Indonesia, dan Tipe Australis meliputi kawasan bab timur Indonesia. Batas daerah antar keduanya ini disebut dengan Garis Wallace, yang membentang di utara diantara Kalimantan dan Sulawesi dan di selatan diantara Bali dan Lombok. Tipe tanaman dan fauna di batas 2 kawasan tersebut juga mempunyai karakteristik tersendiri yang biasa diketahui dengan sebutan Tipe Peralihan.
Di sebelah barat tersusun atas komunitas hewan Asia tergolong mamalia seperti warak, orangutan, tapir, harimau, dan gajah. Sedangkan di bagian timur (terkait dengan fauna Australis) tersusun atas jenis burung mirip kakatua, bowerbirds, dan burung cendrawasih, serta marsupial mirip bandicoots (insektivora kecil, mamalia marsupial herbivora) dan kuskus (marsupial arboreal berbulu).
Dengan keadaan geografis Indonesia seperti diatas membuat Indonesia memiliki ragam mata pencaharian, contoh tinggal, dan juga model ekonomi yang tak sama dengan negara lain. Dan alasannya itu pula negara ini memiliki beragam jenis suku, ras, budaya, agama, serta bahasa.
Bagaimana sahabat geologinesia, sangat asyik bukan mengenal kondisi geografis sebuah wilayah?. Sebagai warga negara yang baik, telah sepantasnyalah kita bersyukur atas keunikan keadaan geografis Indonesia ini, dan jangan lupa untuk terus mempertahankan keindahan alam Indonesia.
Sumber https://www.geologinesia.com/
Catatan: untuk mengenali posisi Indonesia dalam peta dunia, silahkan lihat Peta Indonesia Lengkap.
Pulau paling besar di Indonesia terdiri atas Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Pulau Papua. Berdasarkan letaknya diatas maka ciri khas kondisi geografis Indonesia yang unik dan menarik dihasilkan sebab dampak posisinya baik di dua daratan besar (Australia dan Asia) maupun posisinya yang berada disekitar garis khatulistiwa.
Selain pulau besar, Indonesia juga tersusun atas Kepulauan Kecil (Nusa Tenggara dan Bali) dengan rantai pulau yang membentang ke arah timur melalui Pulau Timor, Kepulauan Maluku yang terletak antara Sulawesi dan Pulau Papua. Ibukota Indonesia adalah Jakarta, terletak di akrab pantai barat laut Pulau Jawa. Pada awal kala ke-21 Indonesia yakni negara terpadat di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.
Kondisi Umum Daratan Utama Indonesia
Indonesia yakni negara terbesar di Asia Tenggara, dengan dimensi dari timur ke barat panjangnya sekitar 3.200 mil (5.100 km) dan dari utara ke selatan 1.100 mil (1.800 km). Indonesia berbagi perbatasan darat dengan Malaysia di bab utara Pulau Borneo, Papua Nugini di tengah Pulau Nugini, dan Negara Timor Leste di tengah Pulau Timor.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia berada diantara 2 benua dan 2 samudra, yakni Benua Asia (di sebelah utara-barat maritim) dan Benua Australia (di sebelah selatan-tenggara), serta Samudra Hindia (di sebelah selatan-barat daya) dan Samudra Pasifik (di sebelah timur-timur laut). Secara astronomis Indonesia berada pada posisi 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT.
Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, dimana lebih dari 7.000 pulau tidak berpenghuni. Hampir tiga perempat luas daerah Indonesia diwakili oleh Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua, sedangkan Sulawesi, Jawa, dan Maluku mengikut dibelakangnya.
(lihat juga mengenai Kondisi Geografis Pulau Jawa)
Keadaan Relief Indonesia
Pulau-pulau besar di Indonesia dicirikan oleh pegunungan vulkanik yang berhutan lebat, yang miring ke bawah ke dataran pantai yang ditutupi oleh rawa aluvial tebal. Struktur fisik Indonesia yang unik meliputi pertemuan tiga bab utama kerak bumi, rantai gunung berapi, dan palung laut dalam.Pulau Kalimantan dan busur kepulauan yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, dan rantai Sunda Kecil di Sunda Shelf (Paparan Sunda) ialah perpanjangan dari massa benua Asia. Paparan dibatasi di sebelah selatan dan barat oleh palung maritim dalam, seperti Palung Jawa dengan titik terendahnya 7.450 meter di bawah permukaan laut dan membentuk batas kontinen (benua).
New Guinea (Nugini) dan pulau-pulau yang berdekatan, tergolong pulau Halmahera, berada di Sahul Shelf (Paparan Sahul), yang ialah perpanjangan bagian barat bahari dari massa benua Australia. Sebelah timur bahari Paparan Sahul dibatasi oleh serangkaian palung samudera dan ke arah barat bahari juga oleh beberapa palung maritim, rantai terumbu karang, dan serangkaian punggungan bawah maritim.
Selanjutnya, unit ketiga kerak pembentuk Indonesia adalah perpanjangan sabuk pegunungan yang membentuk Jepang dan Filipina. Hal ini dapat tampakdari pegunungan yang membentang antara Kalimantan dan Papua serta meliputi serangkaian gunung berapi dan juga palung laut dalam di sekeliling Pulau Sulawesi dan Maluku.
Paparan Sunda di sekeliling Laut Jawa memiliki relief yang relatif rendah, berisi beberapa terumbu karang, dan bukan bertipe vulkanik. Sistem gunung yang membentang di sepanjang laut Cina Selatan dan Sulawesi dari paparan ini menandai tepi luar dari massa benua Asia. Wilayah ini merupakan area yang sungguh lapang dan ialah salah satu zona vulkanik paling aktif di dunia.
Sisi luar (sebelah selatan) rantai kepulauan Sumatra melalui Jawa dan Sunda Kecil membentuk tepi depan daratan Asia Tenggara. Hal ini ditandai oleh kedatangan gunung berapi aktif yang ke areah selatan dan barat dibatasi oleh serangkaian palung laut dalam.
Di segi sebelah dalam (utara) tersusun atas rangkaian pulau-pulau kecil, gunung berapi, rawa, dataran rendah, dan Laut Jawa yang dangkal. Laut di segi utara ini terbentuk pada final Zaman Pleistosen (sekitar 12.000 tahun yang kemudian), dan didapatkan juga bukti bekas daratan (semacam jembatan alami) yang memfasilitasi migrasi tanaman dan hewan dari benua Asia.
Sistem Drainase dan Sungai di Indonesia
Dibandingkan negara lain yang berada di daratan Asia, bergotong-royong Indonesia hanya memiliki sedikit sungai besar. Sungai-sungai Indonesia biasanya relatif pendek dan mengalir dari pegunungan ke bahari. Sungai Kapuas (1.140 km), Barito (900 km), dan Mahakam (770 km) adalah tiga terpanjang di negara ini. Pulau Papua yang sebagian besar wilayahnya menerima curah hujan lebat, terkuras oleh sejumlah sungai besar mirip Baliem, Mamberamo, dan Digul.Indonesia memiliki sejumlah danau populer, dimana yang paling terkenal ialah di Sumatera, adalah Danau Toba. Danau ini terletak di sebelah utara pada ketinggian sekitar 3.000 kaki (900 meter) di atas permukaan bahari dan mencakup kawasan sekitar 440 mil persegi (1.140 km persegi). Sulawesi juga memiliki beberapa danau besar dan dalam, mirip Danau Towuti dan Matano yang berada di bab selatan pulau tersebut, serta dan Danau Poso yang terletak di tengah Pulau Sulawesi.
Laut yang mengelilingi Indonesia merupakan sebuah fitur hidrologi yang sangat penting dan berfungsi baik selaku sarana transportasi maupun selaku pembatas yang melindungi fitur budaya dan lingkungan antar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Laut dangkal yang terletak diantara pulau-pulau kecil ialah sumber deposit minyak lepas pantai, gas alam dan juga mineral.
Karakteristik Tanah di Indonesia
Tanah di Indonesia menggambarkan korelasi antara iklim dan batuan induk merupakan salah satu keadaan geografis Indonesia yang mempesona. Batuan di Jawa dominan berasal dari vulkanik andesit (batuan abu-debu gelap yang disusun oleh mineral oligoklas atau feldspar), sedangkan riolit (bentuk lava asam dari granit) lebih banyak didominasi terdapat di Sumatera, granit di kepulauan Riau, batuan sedimen di Kalimantan dan Papua.(Lihat juga perihal Kondisi Geografis Pulau Kalimantan)
Tanah yang dihasilkan di tempat lembab terdiri atas tanah laterit yang mengandung besi oksida dan aluminium hidroksida dengan kombinasi tingkat kesuburannya tergantung pada batuan asalnya. Laterit yang dimaksud disini termasuk tanah margalite hitam, debu-abu, serta tanah kapur merah.
Tanah yang paling subur yakni jenis tanah Ando, yang terbentuk pada endapan vulkanik andesitik di pantai timur bahari Sumatera. Tanah tersebut juga dapat tampakJawa dan Sulawesi. Tanah subur juga dapat berasal dari abu vulkanik yang terbawa oleh angin, lalu diendapkan selaku lapisan material anorganik yang homogen di area yang luas.
Secara biasa , panas yang terus-menerus dan curah hujan yang lebat di sebagian besar kawasan Indonesia telah menimbulkan proses erosi, pelapukan, dan leaching (pembersihan) kandungan unsur tanah. Di kawasan yang tertutup hutan hujan tropis seperti di Kalimantan, tanah dapat tersadar oleh siklus hutan. Saat tanaman mati, mereka membusuk dengan cepat, melepaskan nutrisi yang diserap kembali oleh pertumbuhan vegetasi baru.
Meskipun jenis tanah seperti itu sungguh mendukung kemajuan tumbuhan di hutan, namun tanah tersebut tidak bisa mendukung populasi tumbuhan pertanian dalam jumlah yang besar. Pembalakan hutan secara liar mampu menetapkan siklus hutan dan mampu menimbulkan percepatan kerusakan tanah.
Kondisi Iklim Indonesia
Iklim merupakan ciri khas penting keadaan geografis Indonesia. Iklim Indonesia sebagian besar diputuskan oleh struktur pulau dan posisinya di garis khatulistiwa. Faktor posisi di sekeliling khatulistiwa akan menjamin suhu yang tinggi dan sifatnya yang merata. Selain itu, lokasi indonesia yang berada diantara dua daratan besar yaitu Asia dan Australia menyebabkannya terdampak oleh contoh curah hujan musiman yang dibawa oleh angin trend.Suhu tertinggi di berada sepanjang pantai, dimana suhu rata-rata tahunan berkisar 70 hingga 80°F. Di Indonesia, kawasan di atas ketinggian 2.000 kaki (600 meter) akan condong lebih sejuk, cuma Pegunungan Maoke di Papua suhunya sungguh hambar ditandai dengan kedatangan salju. Di Jakarta, pada dikala hari terik suhunya mampu meraih hampir 100°F (38°C), sedangkan pada sungguh hambar bisa turun hingga sekitar 65°F (18°C).
Sebagian besar daerah Indonesia mendapatkan curah hujan lebat sepanjang tahun, dimana jumlah paling besar terjadi dari Desember sampai Maret. Namun, dari Jawa tengah ke arah timur menuju Australia, isu terkini kemarau mulai terasa justru pada bulan Juni hingga Oktober.
Pulau-pulau Timor dan Sumba selama berbulan-bulan menerima hanya sedikit hujan. Jumlah curah hujan tertinggi sering terjadi di daerah pegunungan Sumatra, pegunungan Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, dimana curah hujan tahunan bisa meraih lebih dari 120 inci (3.000 mm).
Jawa barat, Jawa tengah, sebagian wilayah Sulawesi dan Maluku memiliki curah hujan rata-rata 80 inci (2.000 mm) per tahun. Jawa Timur, Bali, Sulawesi selatan dan tengah, mempunyai curah hujan rata-rata antara 60 sampai 80 inci (1.500 dan 2.000 mm), sedangkan Kepulauan Sunda Kecil yang paling bersahabat dengan Australia cuma menerima 40 hingga 60 inci (1.000 hingga 1.500 mm) per tahun.
Terjadinya kombinasi trend di Indonesia disebabkan oleh drift angin monsunal Asia dan konvergensi massa udara tropis dari utara dan selatan garis khatulistiwa di sepanjang garis intertropis bertekanan rendah. Pola angin musim di bab tertentu dari kepulauan tergantung pada lokasi baik itu di utara atau di selatan khatulistiwa, kedekatan dengan Australia atau daratan Asia, maupun pada posisi bagian depan intertropis.
Selama bulan Desember, Januari, dan Februari, angin demam isu barat dari daratan Asia akan menjinjing hujan lebat ke Sumatra bagian selatan, Jawa, dan Kepulauan Sunda Kecil. Sedangkan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, tempat-daerah tersebut akan dipengaruhi oleh animo timur, yang menjinjing udara kering dari Australia.
Pada ketika monsun timur sudah melintasi khatulistiwa atau menjadi monsun barat daya di bagian bumi utara, angin menjadi lembab dan menjadi sumber terjadinya hujan. Sumatera dan Kalimantan, yang terletak akrab dengan khatulistiwa dan jauh dari Australia, kebanyakan tidak memiliki musim kemarau, meskipun curah hujan condong lebih rendah selama bulan Juli dan Agustus. Angin Topan yang kuat, condong tidak terjadi di Indonesia, tetapi tornado petir cukup sering terjadi di Indonesia.
Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Vegetasi Indonesia mirip dengan Filipina, Malaysia, dan Papua Nugini. Ada sekitar 40.000 spesies tumbuhan bunga, termasuk 5.000 spesies anggrek, serta bunga monster (Rafflesia arnoldii), yang merupakan bunga terbesar di dunia. Ada lebih dari 3.000 spesies tergolong beberapa varietas kayu berguna mirip jati dan kayu ulin. Ribuan spesies tumbuhan dieksploitasi untuk tujuan ekonomi, baik itu secara pribadi maupun tidak pribadi.Vegetasi di Indonesia yang paling utama berada di hutan hujan tropis, dataran rendah, dan perbukitan yang tingginya berada di bawah 5.000 kaki (1.500 meter). Di atas 5.000 kaki (1.500 meter) jenis hutan akan beralih ke hutan dataran tinggi yang didominasi oleh spesies pohon ek, laurel, teh, dan magnolia.
Ciri khas lain dari vegetasi Indonesia yaitu hutan bakau, yang dicirikan oleh formasi pohon-pohon yang berpancang atau berakar, yang cuma tumbuh di air asin atau payau di sepanjang pantai berlumpur. Rawa-rawa mangrove ditemukan secara luas di sepanjang bahari dangkal di Sumatra bagian timur, Kalimantan selatan, dan bagian tenggara Papua.
Indonesia terletak di zona transisi antara dua wilayah tanaman dan fauna dunia yaitu Tipe Asiatis yang berada di kawasan barat Indonesia, dan Tipe Australis meliputi kawasan bab timur Indonesia. Batas daerah antar keduanya ini disebut dengan Garis Wallace, yang membentang di utara diantara Kalimantan dan Sulawesi dan di selatan diantara Bali dan Lombok. Tipe tanaman dan fauna di batas 2 kawasan tersebut juga mempunyai karakteristik tersendiri yang biasa diketahui dengan sebutan Tipe Peralihan.
Di sebelah barat tersusun atas komunitas hewan Asia tergolong mamalia seperti warak, orangutan, tapir, harimau, dan gajah. Sedangkan di bagian timur (terkait dengan fauna Australis) tersusun atas jenis burung mirip kakatua, bowerbirds, dan burung cendrawasih, serta marsupial mirip bandicoots (insektivora kecil, mamalia marsupial herbivora) dan kuskus (marsupial arboreal berbulu).
Dengan keadaan geografis Indonesia seperti diatas membuat Indonesia memiliki ragam mata pencaharian, contoh tinggal, dan juga model ekonomi yang tak sama dengan negara lain. Dan alasannya itu pula negara ini memiliki beragam jenis suku, ras, budaya, agama, serta bahasa.
Bagaimana sahabat geologinesia, sangat asyik bukan mengenal kondisi geografis sebuah wilayah?. Sebagai warga negara yang baik, telah sepantasnyalah kita bersyukur atas keunikan keadaan geografis Indonesia ini, dan jangan lupa untuk terus mempertahankan keindahan alam Indonesia.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon