Liberia adalah negara sub-Sahara yang terletak di pantai Afrika Barat. Negara ini mempunyai luas daerah sekitar 43.000 mil persegi dan memiliki populasi sekitar 4,7 juta orang. Di sebelah barat bahari Liberia berbatasan dengan Sierra Leon, di sebelah utara dengan Guinea, dan di sebelah timur dengan Pantai Gading.
Liberia memiliki garis pantai di sepanjang Samudra Atlantik dan merupakan negara republik Afrika pertama yang mendeklarasikan kemerdekaan (1847), serta merupakan republik modern pertama sekaligus tertua di Afrika. Negara ini sukses mempertahankan kemerdekaannya selama perebutan kolonialisme di Afrika.
Liberia mengalami beberapa dekade perang politik dan sipil yang merenggut nyawa ribuan warga sipil dan memindahkan lebih dari satu juta orang ke kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga. Ketidakstabilan politik menghipnotis pertumbuhan ekonomi negara dan eksploitasi sumber daya alam.
Liberia merupakan salah satu negara termiskin di Afrika dan memiliki ekonomi yang sangat terbelakang, sebagian besar disebabkan oleh Perang Saudara Liberia Pertama (1989-1996). Perang kerabat menghancurkan ekonomi, dan menimbulkan hilangnya infrastruktur dan modal, serta menguras otak.
Kematian dan perpindahan orang kian memperlambat pembangunan ekonomi. Liberia kaya dengan sumber daya mineral seperti intan, bijih besi, dan emas. Negara ini juga mempunyai sumber daya air yang melimpah, hutan, dan iklim yang mendukung pertanian. Namun, sumber daya insan dan infrastruktur yang buruk sudah memperlambat eksploitasi kepada sumber daya alam di negara ini. Berikut yakni sumber daya alam utama negara ini.
Intan
![]() |
Penambangan intan di Liberia secara tradisional. |
Liberia mempunyai sumber daya mineral yang kaya, dimana ekstraksi mineral sejak dahulu menjadi salah satu acara yang paling menguntungkan di negara ini. Salah satu mineral paling penting yang ada di Liberia yaitu intan. Disana intan dibuat dari batuan kimberlite dan placer aluvial.
"Man Shield" yang mendasari sebagian besar Liberia tengah dan barat menjadi "host rocks" sejumlah dike kimberlite, beberapa diantaranya mengandung intan yang melimpah. Namun, kimberlites disana belum sepenuhnya dieksploitasi untuk memproduksi intan, alasannya adalah jumlah cadangan ekonomisnya belum dikenali. Peningkatan bikinan intan di Liberia gres-gres ini dihasilkan dari endapan intan aluvial. Wilayah Sungai Lofa memiliki bikinan intan aluvial yang signifikan jumlahnya.
Daerah lain dengan endapan aluvial intan termasuk Sungai Du, Sungai Sinoe, dan Sungai Kumgbor. Produksi intan di kawasan ini pada umumnya menggunakan teknik manual, karena tempat menjanjikan belum dievaluasi memakai metode modern.
Emas
Liberia mempunyai sejarah penambangan emas tradisional yang panjang. Pada tahun 1940-an produksi emas di negara ini memuncak ialah menciptakan lebih dari 30.000 ons per tahun. Antara 2008 dan 2012, bikinan emas rata-rata 20.000 ons per tahun. Liberia mempunyai 2 jenis cadangan emas yakni deposit greenstone dan placer aluvial.Pelapukan yang tinggi dan intens, serta ditambah dengan deposit tanah liat dan batu, telah mendukung pembentukan placers emas di negara ini. Sebagian besar cadangan emas disana dijalankan dengan metode penambangan tradisional.
Beberapa sabuk emas di Liberia ditentukan berdasarkan distribusi endapan placer aluvialnya. Sabuk emas ini meliputi Gunung Bea, Masawo-Zolowo-Zorzor, Bukon Jedeh, Sungai Cestos, Putu Range-Zwedru, dan Sungai Saint-Kokoya. Distribusi yang luas dari deposit emas placer di Liberia menunjukkan potensi penemuan emas mampu lebih banyak didapatkan lagi.
Bijih Besi
Afrika Barat menyumbang 15% dari buatan bijih besi Benua Afrika, yang mana sebagian besar tambang bijih besi di benua ini berlokasi di Liberia, Sierra Leon, dan Guinea. Pada 1970-an, Liberia merupakan produsen bijih besi terkemuka di Afrika dan ke-7 di dunia.Selama kala tersebut, Liberia juga menjadi eksportir bijih besi ke-3 paling besar di dunia. Negara ini mempunyai banyak endapan bijih besi dengan jenis yang paling banyak adalah jenis "banded iron formation" (BIF).
Dari delapan kawasan deposit utama bijih besi di Liberia, ada enam yang berada di dalam tanah (underground). Sedangkan 2 endapan utama yang lain terletak di "terran Uburnean" dan di kipas pesisir sabuk Afrika.
Sebagian besar tambang bijih besi tergolong di Nimba dan Yekepa ditutup pada tahun 1992 ketika intensitas perang saudara disana meningkat. Setelah perang simpulan, bikinan bijih besi dimulai lagi yang dilaksanakan oleh Bong Mines Company Limited.
Saat ini, deposit bijih besi besar ditambang di 2 lokasi, ialah Gunung Tokadeh yang menciptakan sekitar 5 juta ton pada tahun 2014, dan Tambang Bong yang menciptakan 500.000 ton pada tahun yang sama.
Hutan
Menurut FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian dunia), sekitar 50% atau 4,3 juta hektar lahan di Liberia merupakan hutan. Ini yakni proporsi kawasan hutan yang lebih luas dibandingkan sebagian besar negara-negara yang ada di Afrika.Dari total tutupan hutan, 175.000 hektar atau 4% diklasifikasikan sebagai hutan primer dan sekitar 8.000 hektar adalah hutan tumbuhan. Tutupan hutan yang besar ini sungguh terkait dengan iklim yang menguntungkan dan mendukung kemajuan aneka macam tumbuhan di negara ini.
Selama konflik sipil, negara Liberia kehilangan sekitar 0,6% tutupan hutan setiap tahun. Hutan di sana ialah sumber utama penghasil kayu dan karet, yang menjadi produk ekspor utama Liberia sejak final perang sipil.
Liberia menciptakan lebih dari US$100 juta per tahun dari ekspor kayu dan suplemen US$70 juta dari karet. Namun, kian banyaknya kayu ilegal yang dibuat akan mengancam tutupan hutan yang ada disana. Pemerintah Liberia, dengan pemberian organisasi lain, sudah menciptakan Kebijakan Kehutanan Nasional yang gres untuk mengendalikan dan memantau sektor kehutanan.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon