Minggu, 19 April 2020

Cara Membuat Observasi Tindakan Kelas (Ptk)



Pengertian Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

Beberapa jago dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) masing – masing menunjukkan definisi di antaranya yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis, mirip yang dikutip D. Hopkins, dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide the Classroom Action Research, Bristol, PA, Open University Press, 1993, halaman 44. menyatakan bahwa action research adalah: … A form of self reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order improve the rationality and justice of (a)their own social or educational practices. (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

Dari pemahaman di atas, mampu dicermati bahwa Penelitian Tindakan Kelas ialah sebuah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku langkah-langkah, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman kepada tindakan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan – kekurangan yang masih terjadi dalam proses pembelajran dan untuk mewujudkan tujuan – tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiri dan perbaikan pembelajran dikerjakan secara terus – menerus, diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan professional guru akan terus meningkat sesuai dengan cita-cita banyak pihak.

Mc Ciff (1992) dalam bukunya yang berjudul Action Research: Principles and Practice menatap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selaku bentuk observasi refleksi yang dilakukan guru alhasil dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan kemampuan mengajar dan sebagainya.

Kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk memajukan kualitas langkah-langkah di dalamnya. Seluruh prosesnya -- telaah, diagnosis perencanaan pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh -- menciptakan hubungan yang diharapkan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (Elliot,1982:1). Refleksi penelitian tindakan yaitu intervensi skala kecil kepada langkah-langkah di dunia positif dan pemeriksaan cermat terhadap dampak intervensi tersebut (Cohen dan Manion, 1980 : 174).

Penelitian langkah-langkah yaitu suatu bentuk diri kolektif yang dilakukan oleh peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan akal budi dan keadilan praktek pendidikan dan praktek social mereka, serta pengertian mereka terhadap praktek - praktek itu dan kepada suasana kawasan dilaksanakan praktek – praktek tersebut (Kemmis dan Tagart, 198 :5– 6).

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menafsirkan pengertian PTK secara lebih luas, secara singkat PTK dapat di definisikan selaku sebuah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melaksanakan tindakan tertentu supaya mampu memperbaiki atau memajukan praktek – praktek pembelajran di kelas, sehingga kondisi ini, sungguh menghambat pencapaian tujuan pembelajran. Karena itu, guru dapat melaksanakan observasi tindakan kelas supaya minat siswa kepada pembelajaran dapat ditingkatkan.


Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Karakteristik tindakan sebagai berikut (Cohen dan Manion, 1980) :

1) Situasional, praktik, dan secara eksklusif gayut (berkaitan) dengan suasana kasatmata dalam dunia kerja. Ia berkenan dengan diagnosis sebuah duduk perkara dalam kontek tertentu dan usaha untuk memecahkan dilema tersebut.
2) Subjeknya ialah di kelas, anggota staf sekolah, dan lainnya penelitiannya terlibat dengan mereka subjek tindakan.
3) Memberikan kerangka kerja yang terencana kepada pemecahan persoalan. Penelitian langkah-langkah juga bersifat empiris dalam hal bahwa beliau mengandalkan observasi positif dan data perilaku, dan tidak lagi tergolong kajian pihak-pihak panitia yang subjektif atau usulan orang menurut pengalaman abad lalu. 
4) Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya pergantian selama abad percobaan dengan mengabaikan pengontrolan alasannya lebih menekankan tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di kawasan kejadian.
5) Partisipatori alasannya peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bab secara pribadi atau tidak langsung dalam melakukan penelitiannya.
6) Self – evaluative, adalah adaptasi secara kontinyu dan dievaluasi dalam situasi yang ada /nyata, tujuan karenanya ialah untuk mengembangkan praktik dalam cara tertentu. Meskipun berupaya secara sistematis, observasi langkah-langkah secara ilmiah kurang ketat sebab ditinjau dari kesahihan instrumen juga agak lemah.


Semua kegiatan observasi tindakan memiliki dua tujuan utama ialah untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada subjek tindakan, sekaligus melibatkan subjek yang ditingkatkan kemampuannya tersebut. Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga hal, ialah:

1) Peningkatan praktek 
2) Peningkatan (atau pengembangan profesionalisme) pengertian praktek oleh praktisinya; 
3) Peningkatan suasana kawasan pelaksanaan praktek (Grundy dan Kemmis 1982:84 ).


SIFAT PTK
1) Penelitian Tindakan kelas mempunyai sifat sebagai berikut:
2) Permasalahan yang di diskusikan berbasis kelas, artinya hal-hal yang terjadi di kelas.
3) Kolaboratif, artinya ada kebersamaan acara dengan pihak yang diberi langkah-langkah. 
4) Tidak menguji teori, namun dilaksanakan berdasarkan teori.
5) Tidak mengeneralisasikan, akibatnya hanya berlaku bagi subjek langkah-langkah itu.
6) Tidak ada populasi dan sampel, yang ada cuma subjek langkah-langkah.
7) Tidak ada kalangan eksperimen dan kelompok kendali.
8) Dilakukan dalam putaran siklus. 


Prinsip – Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Beberapa prinsip yang dianut dalam Penelitian Tindakan kelas: 
1) Tidak mengusik komitmen mengajar;
2) Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus; 
3) Metode pemecahan problem riil.
4) Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya;
5) Pekerjaan guru adalah mengajarkan perlu ada kenaikan, pergeseran sesuai dengan kondisi penerima latih;
6) Masalah observasi didasarkan atas tanggungjawab professional;
7) Kepedulian yang tinggi atas prosedur adab pekerjaannya, dimengerti oleh pimpinan, disosialisasikan kepada rekan – rekan, tatakrama observasi akademik; dan
8) Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga meliputi perspektif visi dan misi sekolah.


Butir Kunci Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1) Memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya persoalan. 
2) Partisipatori ( tidak bekerja sendiri, ada andil dari pihak-pihak lain);
3) Berkembang melalui proses refleksi yang bersifat spiral
4) Kolaboratif, kerjasana dengan subjek langkah-langkah yang dibimbing.
5) Proses pembelajaran sistematis alasannya dirancang dengan teliti.
6) Membangun teori secara induktif menentukan praktek/kegiatan berguru ;
7) Memerlukan bukti-bukti yang mampu memeriksa ide dalam praktek;
8) Mendeskripsikan apa yang terjadi, melakukan analisis, kolaborasi, dan evaluasi. 
9) Ada kemungkinan resistensi/penolakan baik dari diri sendiri maupun orang lain yang terkena efek.


Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1) Beberapa manfaat dari jenis penelitian iniadalah: 
2) Informasi bagi pembenahan pembelajaran;
3) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah; dan 
4) Peningkatan Profesionalisme Guru


Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Fungsi PTK selaku alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja di sekolah dan ruang kelas, contohnya, observasi tindakan dapat memiliki lima kategori fungsi selaku (Cohen dan Manion, 1980) : 

1) Alat untuk memecahkan problem yang didiagnosis dalam suasana tertentu;
2) Alat pembinaan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang bersangkutan serta keahlian dan metode gres, mempertajam kemampuan analisisnya, dan pergeseran;
3) Alat untuk mengenalkan pendekatan suplemen atau penemuan pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam tata cara sekolah yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan;
4) Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang tanpa hambatan antara guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam memperlihatkan deskripsi yang jelas; dan
5) Alat untuk menawarkan alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan problem di dalam kelas.

Dari lima klasifikasi di atas, jikalau direduksi fungsi penelitian langkah-langkah tersebut bergotong-royong selaku alat untuk mengembangkan kualitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan. 

Selanjutnya Cohen dan Manion, 1980) menyatakan bahwa bidang garapan penelitian tindakan mencakup:
a) Metode mengajar;
b) Strategi berguru; 
c) Prosedur evaluasi;
d) Perubahan sikap dan nilai;
e) Pengembangan jabatan guru;
f) Pengelolaan dan pengendalian; dan
g) administrasi.

Bidang garapan penelitian tindakan lainnya yang juga perlu menerima perhatian ialah :
1) Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektro dan non elektronika
2) Lingkungan belajar ( setting ); 
3) Materi pembelajaran;
4) Kurikulum; dan 
5) Model – versi pembelajaan.

Kelebihan dan Kekurangan PTK

Penelitian langkah-langkah, mirip halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan dan kelemahan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan mengoptimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat keunggulan observasi tindakan selaku berikut:

1) Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki;
2) Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis;
3) Kerja sama mengembangkan kemungkinan untuk berganti; dan 
4) Kerja sama dalam penelitian mengembangkan akad.

Meskipun mempunyai keunggulan – keunggulan sepeti disebutkan di atas, observasi langkah-langkah memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut :

1) Berkaitan dengan kurangnya wawasan dan keterampilan dalamTeknik dasar penelitian langkah-langkah pada pihak peneliti
2) Berkenaan dengan waktu. Karena itu, observasi tindakan memerlukan janji peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, aspek waktu ini dapat menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melaksanakan tugas rutinnya dan untuk melakukan penelitian. 

Untuk menangani setiap urusan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu menciptakan penyusunan rencana apalagi dahulu, gres lalu pelaksanaan langkah-langkah selaku implementasi penyusunan rencana tersebut. Pelaksanaan langkah-langkah senantiasa diikuti dengan pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah, atau orang lain. Namun semestinya siswa tidak mengamati lengsung pada guru biar tidak mengusik proses berpikirnya, tetapi dapat menggunakan angket. Observer dikerjakan selaku upaya pengumpulan data. Observer berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan langkah-langkah berjalan, baik dengan atau tanpa menggunakan alat bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan namun bersifat mendukung. Observer juga bukan menganggap namun mencatat fakta yang ada. Setelah pembelajaran selesai dan diperoleh hasil observasi lengkap mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru yang melaksanakan langkah-langkah.

Pelaksanaan diskusi wacana data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun dari tes dan angket, akan dipilih, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan memperoleh suatu kesimpulan secara mantap. Kegiatan tersebut ialah kegiatan refleksi. Refleksi dijalankan secara bersama –sama untuk mengetahui hal – hal mana saja yang telah harus dipertahankan dan hal – hal mana yang masih mesti ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan yang disebut refleksi ini dilaksanakan dengan benar dengan telah melibatkan semua pihak yang terkait, maka aktivitas pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan senantiasa bermuara pada hasil sebuah langkah-langkah ialah penyusunan penyusunan rencana dan tindakan perbaikan berikutnya.

Pengkajian mirip menciptakan perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada sebuah tujuan melakukan penyusunan rencana tersebut yang disertai pengamatan guna mendapatkan data ihwal pelaksanaan pembelajaran, baik perihal keunggulan maupun kelemahannya, akibatnya dianalisis, dan dikaji secara bareng – sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan langkah-langkah perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.


Sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara umum, sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni selaku berikut:


JUDUL PENELITIAN mencakup tiga komponen (what = apa yang ditingkatkan), (who – siapa yang ditingkatkan) dan (how – bagaimana cara meningkatkannya – dengan sistem gres yang seperti apa)


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pemecahan Masalah
D. Hipotesis Tindakan
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian


BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori – mengarah pada what, who dan how dan kaitan antar ketiganya.
B. Model langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ATAU METODE PENELITIAN
A. Setting observasi – karakteristik subjek langkah-langkah dan kondisi riilnya
B. Faktor yang diteliti
C. Rencana Tindakan
D. Langkah-langkah tindakan
E. Tahap Observasi dan Evaluasi
F. Tahap Analisis dan Refleksi
G. Data dan Cara Pengumpulan Data 
H. Indikator Kinerja
I. Rencana Anggaran (jikalau diperlukan)
J. Jadwal Penelitian 

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses tindakan seluruh siklus
B. Proses dan langkah tindakan per siklus
C. Hasil pengamatan proses
D. Perbedaan hasil post-test dan pre-test (Kalau ada keistimewaan dalam PTK ini) 

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan (balasan per rumusan duduk perkara)
B. Saran – sejajar dan sesuai dengan kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Minimal 5 buah buku sumber tahun canggih
Kutipan internet diperbolehkan tetapi tidak boleh terlalu banyhak

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
A. Surat ijin melaksanakan PTK
B. Surat keterangan telah melaksanakan
C. Contoh semua instrumen yang terisi
D. Contoh foto keaktifan siswa
E. Contoh cara analisis data

Sumber Bacaan:
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (sebuah pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

DIKNAS. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Proyek PGSM – DIKTI.

Duran Corebima. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 

Dave Meier, (2002), The Accelerated Learning Handbook, Bandung: Kaifa

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buchkingham. Open University Press. 

Indrawati (1999), Model-Model Pembelajaran IPA, Bandung; PPPG IPA

FX. Muhadi, E. Catur Rismiati (2003), Metode Pembelajaran Ekonomi, Jakarta; direktorat PLP

Mel Siberman, (2002), Active Learning, Yogyakarta; YAPPENDIS.

Sunendar Tatang, (2011) , penelitian tindakan kelas, LPMP Jabar (makalah).

Tim Dosen UPI ( 2011 ) Lesson study, UPI Bandung









= Baca Juga =






Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon