Jumat, 26 Maret 2021

Eksplorasi Pasir Besi

Kegiatan pemetaan geologi pada eksplorasi pasir besi wajib dijalankan untuk mengenali litologi serta batas sebaran endapan pasir yang mengandung bijih besi. Pemetaan geologi mesti senantiasa difokuskan pada pengambilan data-data geologi mirip geomorfologi dan litologi. Selain itu, harus dilakukan observasi dan lokalisir endapan pasir yang diduga mengandung partikel bijih besi. Semua data dalam yang disajikan dalam goresan pena ini merupakan salah satu teladan dalam melakukan eksplorasi pasir besi disuatu area penyelidikan. Hasil akhir penyelidikan nantinya dibutuhkan akan memperoleh citra tentang batas litologi serta sebaran endapan pasir besi, yang lalu akan ditindaklanjuti dengan pemboran auger untuk mengenali sebaran vertikal, mutu dan sumberdaya pasir besi.

Metode Eksplorasi Pasir Besi

Pemetaan geologi yang sudah dikerjakan menciptakan data berbentuksebaran endapan pasir yang mengandung bijih besi, yang terbagi atas beberapa blok diantaranya Block Seki South, Seki North, Loloro Kecil, Waymake, Loloro Besar, Auloto, Galao, Cio Pantai, Cio Gerong, Moloku, Libano, Boku, Hapo, dan Bere-bere Kecil. Gambar 1c dibawah memberikan luas penyebaran serta rata-rata ketebalan endapan pasir per blok dalam area penyelidikan.

Gambar 1. (a) Batuan vulkanik selaku sumber bijih besi, (b) akumulasi dan pencucian bijih besi oleh aktivitas air bahari, (c) luas dan ketebalan endapan pasir lokasi penyelidikan.

Setelah dikenali penyebaran lateralnya, acara selanjutnya adalah melaksanakan pengeboran "hand auger". Hal ini dijalankan untuk mendapatkan data penyebaran endapan pasir besi secara vertikal, dengan melakukan penetrasi pada kedalaman 1 – 4m. Dari acara ini, dihasilkan 55 hole pengeboran dengan total kedalaman 80.42 m. Rata-rata penetrasi pengeboran yang dangkal disebabkan alasannya adalah problem watertable di tempat garis pantai, sehingga sampel yang terambil akan mudah lepas. Selain itu, kalau saat melaksanakan penetrasi dijumpai material yang berukuran lebih besar dari diameter alat bor maka akan menghalangi kedalaman penetrasi (pengeboran dilarang).

Pengambilan sampel hasil hand auger dikerjakan tiap 1 meter, lalu dikerjakan proses preparasi sampel. Sampel insitu hasil pengeboran auger direduksi untuk mendapatkan sampel original dan backup. Sebelum dijalankan reduksi, sampel harus terkomposit dengan baik agar nantinya diperoleh hasil yang representatif.

Kemudian, sampel original tersebut direduksi lagi menjadi beberapa sampel (misalnya conto individu, conto original, dan conto backup) dengan berat masing-masing sekitar 150 – 200 gram. Conto individu dalam hal ini memakili per meter pengeboran kemudian di treatment untuk menerima data-data mirip spesific gravity, persen berat fraksi, magnetic degree (MD), dan mutu konsentrat. Untuk analisa kadar komponen/element seperti Fe total, Cr2O3, SiO2 dan TiO2 dilakukan pengiriman sampel ke laboratorium.

Analisa Berat Jenis dan Ukuran Butir Pasir Besi

Pengambilan data berat jenis pasir dijalankan dengan memakai metode volumetrik dalam fluida cair. Conto individu yang mewakili seberat 150-200 gram dimasukan kedalam air yang diketahui volumenya pada baskom/gelas ukur. Hasil pengambilan data berat jenis pasir pertanda rata-rata material pasir pada kawasan pengusutan berada pada nilai 2.97 gr/cm3. Nilai yang demikian memberikan adanya partikel bijih besi didalam material pasir dengan konsentrasi yang yang cukup baik.

Analisa ukuran butir dijalankan untuk mengenali jenis dan persen berat unsur/element, baik itu untuk fraksi magnetik maupun non magnetik yang pada karenanya dapat diketahui ukuran butir pasir besi yang secara umum dikuasai di tempat pengusutan. Sampel yang diambil mewakili blok pengeboran dan dibagi dalam beberapa fraksi, ialah Fraksi yang lebih besar dari 0.595 mm atau + 30#, Fraksi antara - 0.595 + 0.4 mm atau – 30 + 40#, Fraksi antara - 0.4 + 0.25 mm atau – 40 + 60#, Fraksi antara - 0.25 + 0.177 mm atau – 60 + 80#, dan Fraksi yang lebih kecil dari 0.177 mm. Masing-masing fraksi dinyatakan dalam persen berat yang mampu digambarkan dalam diagram balok, sehingga sebaran pasir besi yang lebih banyak didominasi dapat diketahui.

Dari grafik sebaran fraksi mampu terlihat bahwa endapan pasir didaerah pengusutan dominan berada pada ukuran butir 0.4 – 0.177 mm. Dari grafik ini pula dapat diperkirakan bahwa partikel bijih besi akan lebih banyak dijumpai pada salah satu ukuran butir yang lebih mayoritas. Konsentrat ialah crude sand yang sudah mengalami benefisiasi lewat proses pemisahan magnet yang mempunyai derajat kemagnetan (MD=magnetic degree).

Derajat kemagnetan (MD) diperoleh dari rumus : berat konsentrat/berat conto hasil reduksi x 100%. Magnetic degree ini mampu menggambarkan persentase keterdapatan partikel bijih besi didalam sebuah deposit pasir. Hal ini sudah pasti merupakan salah satu parameter dalam mengetahui kuantitas (sumberdaya) partikel bijih besi dalam suatu endapan pasir.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diperoleh rata-rata nilai MD pada seluruh area pengusutan sebesar 19.68%. Dapat dilihat bahwa 33% dari total sampel mempunyai MD dibawah 10%, 30.06% sampel mempunyai MD antara 10 – 20%, 25.03% sampel mempunyai MD antara 20 – 40%, dan 9.88% sampel memiliki MD diatas 40%.

Dari hasil evaluasi butiran juga dapat terlihat bahwa pada umumnya konsentrat banyak dijumpai pada ukuran butir lebih kecil dari 0.25 mm. Proses eliminasi (benefisiasi) pada material dengan fraksi diatas 0.25 mm akan memajukan persentase kemagnetan (MD) dan diperlukan juga dapat meningkatkan kualitas konsentrat, akan namun bila ini dijalankan maka akan terjadi penghematan kuantitas (sumberdaya) deposit. dengan kata lain "kualitas konsentrat sangat diputuskan oleh proses benefisiasi". Proses benefisiasi dilakukan dengan menggunakan magnetic separator untuk mengambil partikel bijih besi.

Dari hasil benefisiasi, tampakbahwa terjadi kenaikan Fe total yang signifikan pada sampel original. Peningkatan Fe Total ini sudah pasti dipengaruhi juga oleh tahapan dikala preparasi (pembersihan dan pengeringan material) serta fraksinasi. Selain itu, tingkat kekuatan magnet (gauss) dan teknik melakukan pemisahan materia yang magnetik dan non magnetik juga sangat menghipnotis kenaikan kualitas Fe.

Gambar 2. (a) grafik sebaran ukuran butir, (b) grafik persentase distribusi MD pada klas tertentu, (c) grafik persentase berat konsentrat tiap fraksi, (d) grafik peningkatan Fe total pada proses benefisiasi dengan memakai magnetic separator.

Benefisiasi lanjutan yang kemungkinan dapat menaikkan kadar Fe Total adalah melaksanakan fraksinasi kepada konsentrat yang dihasilkan, sehingga akan diperoleh kualitas konsentrat tiap fraksi. Kualitas konsentrat tiap fraksi diperkirakan akan berlawanan alasannya adalah berhubungan dengan resistensi mineral magnetit yang tinggi kadar Fe terhadap proses pelapukan, transportasi, dan pencucian oleh gelombang bahari. Pada jadinya benefisiasi lanjutan ini akan diperoleh recovery mass yang mempengaruhi kuantitas dari deposit pasir besi.

Hasil final dari kegiatan ini ialah dengan melakukan perkiraan Sumberdaya Pasir Besi kawasan pengusutan dengan memakai dengan memakai formula : C=(L x T) x MD x SG x RM, dimana C = Sumberdaya pasir besi dalam bentuk konsentrat (mT), L / AOI = Luas Area Pengaruh/Luas endapan pasir (Sqm), T = Tebal rata-rata endapan Pasir (m), MD = Derajat Kemagnetan (%), SG = Berat Jenis (gr/cm3), RM = Recovery Mass, dipakai apabila dilaksanakan lagi proses benefisiasi lanjutan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus diatas, ditemukan perhitungan sumberdaya pasir besi pada lokasi eksplorasi yakni 484,065 mT dengan rata-rata kadar konsentrat Fe 57.3 % dan TiO2 7.36%. Ada beberapa kesimpulan yang diperoleh dari tahapan eksplorasi permulaan ini, yaitu :
  1. Endapan pasir besi di lokasi pengusutan berasal dari batuan vulkanik pada Formasi Bacan yang mengandung mineral besi berbentukmagnetite, ilmenit dan oksida besi. Partikel bijih besi ini tertransportasi oleh 3 (tiga) sistem pedoman sungai besar (Sungai Hapo, Sungai Cio, dan Sungai Bere-bere) dan selanjutnya tercuci oleh gelombang bahari dengan arus yang lazimnya berarah NW – SE.
  2. Luas penyebaran endapan pasir yang berada didaerah disekitar garis pantai (onshore) ialah ± 40.6 hektar dengan ketebalan rata-rata 2.04 m.
  3. Ukuran butir pasir paling lebih banyak didominasi berada pada 0.4 - 0.177 mm, ini mempunyai arti secara umum dikuasai lokasi pengusutan disusun oleh endapan pasir sedang – halus.
  4. Rata-rata persentase kemagnetan pasir besi tempat pengusutan ialah sebesar 19.68%, dengan persentase berat konsentrat secara umum dikuasai berada pada ukuran butir kurang dari 0.25 mm.
  5. Sumberdaya pasir besi area penyelidikan ialah sebesar 484,065 mT konsentrat, dengan mutu Fe Total = 57.3% dan TiO2 = 7.36%.

Rekomendasi yang diberikan dalam aktivitas ini yaitu : (a) Perlu dijalankan analisa laboratorium terhadap konsentrat fraksi tertentu dalam tiap hole atau tiap blok pengeboran, untuk mengetahui mutu konsentrat yang lebih representatif. (b) Diperkirakan deposit pasir besi masih bisa ditemui didaerah lepas pantai (offshore), sehingga perlu dilakukan tahapan eksplorasi yang lebih rincian dari eksplorasi terdahulu khususnya dalam hal pengambilan sampel dengan penetrasi yang lebih dalam. Hal ini penting untuk mengembangkan jumlah sumberdaya pasir besi di area penyelidikan.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon