Kasiterit (SnO2), karena berat dan resistensinya terhadap desintegrasi kimia dan mekanis, menduduki posisi ke-2 sebagai mineral placer (sehabis emas), dan sebagian besar buatan timah sekarang berasal dari endapan placer. Timah sungai (stream tin), yang berasal dari pelapukan stockworks dan lodes dalam granit atau batuan lainnya, terakumulasi dalam bentuk endapan aluvial dan eluvial dengan cara yang serupa dengan emas. Endapan timah yang terbentuk seperti ini lazimdisebut juga selaku timah sekunder.
Bentuk butir timah sungai adalah rounded pellets dengan ukuran shot, bean, atau nut. Mineral-mineral asosiasinya yakni pellet-pellet sejenis berupa limonit, hematit, magnetit, garnet, wolframite, tourmalin, dan mineral-mineral placer yang lain. Dahulu endapan placer timah paling besar ialah di Malaya (Malaysia), di mana terdapat endapan aluvial yang luas, yang mengandung setengah pon tinstone per yard kubik, yang ditambang dalam bentuk pengerukan terbesar di dunia. Endapan timah di Indonesia berasal dari pelapukan tropis yang intensif dan kuat terhadap granit yang mengandung stockworks tipis dan veinlets kuarsa yang tersebar jarang, dan cassiterite terkonsentrasi dalam bentuk eluvial concentrations (koelits) serta aluvial concentrations (kaksas) selama era Kuarter.
Bagian yang eluvial origin diindikasikan oleh “kasiterit terbuka” (unworn cassiterite), dalam fokus yang tinggi, berasosiasi dengan fragmen-fragmen angular dari mineral-mineral resisten yang lain. Endapan ini memegang peranan penting dalam mengkontribusi bikinan timah pada kurun lalu (zaman Belanda dahulu). Endapan eluvial tersebut sebenarnya merupakan tahap sementara atau transisi (transient) dalam pembentukan placer timah aluvial, alasannya adalah material eluvial tersebut kemudian mencapai channel-channel sungai di mana kemudian ter-rekonsentrasi dengan intensif, membentuk "productive stream placers".
Selama kawasan tersebut mengalami slight subsidence pada kala Kuarter, di mana pulau-pulau menjadi terpisahkan satu sama lain, pay streaks dari tinstone ter-cover oleh subsequent gravels dan pasir dimana bab hilirnya terendam dalam bahari, sehingga former steam gravels-nya kini digali dari dasar bahari.
Makara di Indonesia placer timah terjadi dalam tiga bentuk pada areal yang sama, yaitu placer eluvial, aluvial, dan marin. Sejumlah kecil timah sungai juga didapatkan di Belgia, Congo, Bolivia, Siam, Burma, Nigeria, China, Victoria, New South Wales, dan Tasmania. Jumlah yang lebih kecil lagi ditemukan selaku produk dari gravel-gravel emas di Alaska. Sekitar 2/3 dari suplai timah dunia berasal dari endapan placer.
Referensi:
Bates, R.L. and Jackson, J.A., 1980, “Glossary of Geology”, American Geological Institute, Falls Church, Virginia. Irzal Nur, 2005, "Pengantar Endapan Plaser", Bahan Ajar Jurusan Teknik Geologi UNHAS (623 TG2), Makassar.
EmoticonEmoticon