Kemdikbud Pastikan Kebijakan Berbasis Bukti dan Ungkap Hasil Penelitian Pendidikan pendikinfo.blogspot.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mengupayakan seluruh kebijakan berdasarkan realitas di lapangan. Melalui Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk), Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), meluncurkan rangkaian seminar bertajuk “ Kebijakan Berbasis Bukti untuk Memperkuat Kemerdekaan Belajar dan Ketahanan Budaya di Masa Pandemi ”. Acara berjalan secara daring dan luring ini diselenggarakan Kota Bogor, pada 2 – 4 Desember 2020. Pada pembukaan secara daring, Rabu (2/12), Sekretaris Balitbangbuk, Suhadi mengatakan, seminar ini bermaksud untuk memberitahukan hasil penelitian kepada pemangku kepentingan terkait . “Kami berharap observasi mampu menjadi masukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja di bidang pendidikan dan kebudayaan,” katanya. Suhadi mengungkapkan, Kemendikbud terus berupaya membuat kebijakan dengan berkaca dari realita yang ada . Selain itu, pihaknya memastikan bahwa pelatihan ini ialah bentuk akuntabilitas peneltian dapat dipertanggungjawabkan. “Kami berharap penelitian ini mampu menciptakan persepsi-pandangan ke depan apa yang harus kita perbaiki dari kebijakan kita,” harap Suhadi. Peneliti Smeru Research Institute, Goldy Darmawan menyampaikan, observasi bernuansa “Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru, Partisipasi Seleksi, dan Akses Pendidikan” menemukan bahwa pada tahun 2017 hingga 2019, dingklik sekolah negeri bersubsidi makin dipadati oleh anak-anak dari keluarga berkecukupan. “ Namun, dengan sistem baru di mana zonasi berdasarkan usia pada 2020, Jakarta sukses mengembangkan peluang anak afirmasi berkemampuan rendah untuk masuk ke sekolah negeri bersubsidi ,” tutur Goldy pada pelatihan hari pertama (2/12). Ia mendapatkan bahwa saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan sistem nilai terdapat jurang pemisah yang besar antara siswa yang berada di zona tengah dengan zona bawah dan atas. “Setelah memakai sistem gres, kami memperoleh bahwa gap yang ada cuma di klasifikasi afirmasi dan gap-nya pipih. Di kelompok umum malah tidak terlampau terlihat. Kaprikornus sebenarnya, dengan mengadopsi faktor usia, DKI Jakarta berhasil meminimalisir ketimpangan nilai tanpa memperparah ketimpangan usia. Ini cukup kasatmata,” terang Goldy. Sementara itu, peneliti dari Puslitjak, Herman Hendrik menemukan bahwa dalam observasi “Pengelolaan Keragaman Peserta Didik Pasca-Zonasi” terdapat pergantian keragaman setelah pemerintah melalui Kemendikbud memberlakukan tata cara zonasi. Setelah zonasi diberlakukan, terdapat sekolah-sekolah negeri yang tadinya dipenuhi siswa dengan identitas homogen bermetamorfosis heterogen. Sedangkan kecenderungan homogen berubah menjadi beragam yakni sekolah unggulan. Dijelaskan Herman, dalam dunia pendidikan pernah ada ungkapan sekolah unggulan atau favorit, dan ada sekolah bukan unggulan. Pada dasarnya, sekolah unggulan diisi siswa yang dari permulaan punya kesanggupan akademik yang bagus dan ini mencerminkan status sosial ekonomi tertentu juga. Biasanya siswa berasal dari golongan mampu, menengah ke atas. Menurutnya, sesudah PPDB zonasi keadaan ini berganti. Terdapat jalur zonasi afirmasi yang diperuntukkan bagi siswa yang kemampuan akademiknya rendah dan menengah mampu mendaftar maupun siswa yang keadaan akademiknya beragam. Setelah adanya PPDB zonasi, sekolah-sekolah jadi mendapatkan ssiwa-siswa yang tidak umumnya masuk ke sekolah bersangkutan. “Contohnya, pada satu sekolah ada kelompok siswa beridentitas minoritas yang tinggal di sekitar sekolah unggulan cenderung homogen. Setelah PPDB Zonasi, mereka mendaftar ke sekolah ini dan diterima. Ini pengalaman gres,” tambah Herman. Terdapat beberapa dampak yang berdasarkan Herman harus diperhatikan dan dikerjakan secepatnya. Pada faktor pembelajaran, ada hambatan pencapaian target belajar dan turunnya motivasi siswa serta kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Herman mengakui, setelah zonasi diberlakukan dan bawah umur dengan kesanggupan akademis biasa mampu masuk ke sekolah yang dulu dianggap unggulan, terdapat tantangan kedisiplinan, utamanya pelanggaran tata tertib sekolah seperti membolos dan tubruk. Aspek pergaulan antarsiswa juga menjadi catatan karena telah terbentuk “geng” atau kalangan antarsiswa menurut asal sekolah di jenjang sebelumnya dan latar belakang ekonomi. “Tapi, sisi positifnya ada persaingan sportif secara akademis dan siswa jadi lebih berani dalam berinteraksi. Selain itu, siswa juga jadi belajar menumbuhkan tenggang rasa, saling menghargai dan toleransi ,” tegas Herman. Peneliti Ika Hijriani menyampaikan beberapa temuan mengenai “Pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah dalam Masa Penegahan Covid-19”. “Pada biasanya, nyaris seluruh sekolah telah melakukan Belajar dari Rumah (BDR). Tetapi, belum banyak guru yang interaktif dengan siswa walaupun banyak yang telah mempergunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan siswa. Kendala khususnya masih berasal dari keterbatasan fasilitas pendukung, keterampilan manajemen pembelajaran, dan pemanfaatan perangkat digital,” tutur Ika. Menurutnya, rekomendasi yang sempurna dalam permasalah tersebut yaitu penyediaan dan perbaikan keadaan fasilitas penunjang pembelajaran jarak jauh mirip listrik, internet, gawai, dan perangkat komputer/laptop. “ Selain itu, memperkuat peran guru sebagai fasilitator yang dapat membimbing siswa menjalani proses pembelajaran yang lebih inovatif dan lebih berarti lewat pendekatan adonan (blended learning) ,” ungkap Ika. Peneliti Indah Pratiwi dengan temuannya yang berjudul “Studi Evaluasi Belajar dari Rumah Tahun Ajaran 2020/2021” menerangkan metode pembelajaran pemanfaatan teknologi dapat mendukung pembelajaran kian masif . “Misalnya menggunakan aplikasi video conference maupun Learning Management System (LSM),” tutur Indah. Temuannya tersebut menawarkan bahwa persepsi siswa terhadap tingkat pemahaman berguru selama BDR masih relatif rendah. Untuk mengantisipasi efek negatif ini, Ika merekomendasikan Kemendikbud mendorong satuan pendidikan melaksanakan asesmen diagnostik terhadap hasil pembelajaran selama BDR berjalan . “Asesmen diagnostik akan membuat lebih mudah guru dalam melaksanakan pendampingan mencar ilmu kepada siswa sesuai keperluan dan kesanggupan siswa tersebut,” ujar Ika. Ika juga menemukan bahwa ada perbedaan tingkat interaksi antara guru dan siswa di setiap jenjang pendidikan. “Yang mempesona ialah interaksi antarguru dengan siswa rata-rata secara nasional menurun di setiap jenjang pendidikan, kecuali interaksi pada jenjang SMP yang malah meningkat,” lanjut Ika. Penelitian ketiga berjudul “Monitoring Kebijakan Pendidikan Jarak Jauh pada Masa Pandemi melalui Analisis Percakapan di Media Sosial” yang dibentuk oleh Ayu Purwarianti. Ia mengungkapkan bahwa penggunaan Teknologi Artificial Intelligence (NLP) mampu menolong observasi. Pemantauan kebijakan memakai teknologi NLP mampu memperlihatkan akomodasi bagi pemerintah untuk menyaksikan citra pertimbangan penduduk . “Penggunaan teknologi NLP untuk pemantauan respon penduduk kepada kebijakan mampu diimplementasikan pada kebijakan Kemendikbud lainnya, maupun kebijakan dari instansi lainnya,” ujar Ayu. Penelitian keempat yang beranggotakan Lukman Solihin, Joko Purnama, Ika Hijriani, Imelda Widjaja, dan Amaliah Fitriah mengangkat tema “Kesiapan Pembukaan Kembali Sekolah dalam Masa Kenormalan Baru”. Lukman memperhatikan bahwa dinas pendidikan, sekolah, guru, dan orang renta cukup menyanggupi faktor kesiapan pembelajaran tatap paras , namun masih ada beberapa aspek yang perlu mendapat tunjangan dan perhatian . “Yang niscaya, pemda mesti memastikan kondisi keamanan, kesehatan, dan penerapan disiplin protokol kesehatan sebelum sekolah dibuka,” tegas Lukman Sumber:Kemdikbud Semoga membantu, jangan lupa dishare tulisan ini semoga dapat membantu rekan-rekan lainnya 😊 Baca Juga: Mendikbud Tak Batasi Usia Guru Honorer yang Ikut Seleksi PPPK Pertimbangan Utama Kemdikbud Dalam Seleksi Guru PPPK Ini Bocoran Gaji dan Tunjangan Guru Jika Lolos Seleksi PPPK Rangkuman Pengumuman Rencana Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 Contoh Soal Seleksi PPPK Kompetensi Teknis Guru Dengan Kunci Jawaban Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka per Januari 2021 Cara Cek Keaslian Ijazah di Risetdikti Jamin Transparansi, Seluruh Proses Seleksi Guru PPPK Gunakan Sistem TI - Ayo Ikuti Program Guru Belajar seri Pendidikan Keterampilan Hidup, Dapatkan Sertifikat Pengajar PKH 32 JP - Kabar Gembira: Tenaga Administrasi Bisa Ikut Seleksi CPNS dan PPPK, Ini 5 Kesepakatan Komisi II dewan perwakilan rakyat RI dengan MenPAN-RB Informasi PPPK Daftar Gaji dan Tunjangan Guru PPPK Daftar Gaji dan Tunjangan Guru PPPK mampu anda baca disini: Gaji dan Tunjangan Guru PPPK akan Setara Dengan PNS Lainnya Syarat Pendaftaran Seleksi Guru PPPK Syarat Pendaftaran Seleksi Guru PPPK mampu anda baca disini: Syarat Pendaftaran Seleksi Guru PPPK Ini Tahapan Pengadaan ASN Guru PPPK 2021 Tahapan Pengadaan ASN Guru PPPK 2021 mampu anda baca disini: BKN: Ini Tahapan Pengadaan ASN Guru PPPK 2021 Pengumuman Jadwal Seleksi Guru PPPK Pengumuman Jadwal Seleksi Guru PPPK dapat anda baca disini: Siap-siap, Jadwal Seleksi Guru PPPK akan Diumumkan Awal 2021 Mendikbud Tak Batasi Usia Guru Honorer yang Ikut Seleksi PPPK Selengkapnya baca disini: Mendikbud Tak Batasi Usia Guru Honorer yang Ikut Seleksi PPPK Pertimbangan Utama Dalam Seleksi Guru PPPK Pertimbangan Utama Kemdikbud Dalam Seleksi Guru PPPK dapat anda baca disini: Ini Pertimbangan Utama Dalam Seleksi Guru PPPK Contoh Soal Seleksi PPPK Kompetensi Teknis Guru Dengan Kunci Jawaban Untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi Guru PPPK, anda dapat mempelajari teladan soal berikut: Contoh Soal Seleksi PPPK Kompetensi Teknis Guru Dengan Kunci Jawaban Rangkuman Pengumuman Rencana Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 Rangkuman Pengumuman Rencana Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 mampu anda baca disini: Rangkuman Pengumuman Rencana Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 Siaran Pengumuman Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 Siaran Pengumuman Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 mampu anda lihat disini: Siaran Pengumuman Seleksi Guru PPPK Tahun 2021 Informasi Pembelajaran Tatap Muka Inilah yang Harus Dilakukan Sekolah Sebelum Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Hal yang Harus Dilakukan Sekolah Sebelum Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka mampu anda baca disini: Inilah yang Harus Dilakukan Sekolah Sebelum Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Informasi Guru Download Gratis Seluruh RPP Daring/Luring Terbaru Tingkat PAUD, Sekolah Dasar, SMP, SMA, Sekolah Menengah kejuruan Anda mampu mendownload Gratis Seluruh RPP Daring/Luring Terbaru Tingkat PAUD, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengan Atas, Sekolah Menengah kejuruan disini: Download Gratis Seluruh RPP Daring/Luring Terbaru Tingkat PAUD, SD, Sekolah Menengah Pertama, SMA, Sekolah Menengah kejuruan Mekanisme & Prosedur Penambahan PTK Baru pada Dapodik 2021 Mekanisme & Prosedur Penambahan PTK Baru pada Dapodik 2021 silahkan baca disini: Mekanisme & Prosedur Penambahan PTK Baru pada Dapodik 2021 Kumpulan Tutorial Aplikasi Dapodik dapat Anda Baca disini: Kumpulan Tutorial Aplikasi Dapodik Informasi Pendidikan dalam versi Video mampu anda lihat di Youtube Informasi Pendidikan Anda mampu juga menyaksikan Video Tutorial seputar Aplikasi Dapodik di Youtube Solusi Dapodik Semoga berfaedah, Salam Pendidikan😊 https://pendikinfo.blogspot.com
Sumber https://pendikinfo.blogspot.com
Home
Berita
Informasi
Kemdikbud Pastikan Kebijakan Berbasis Bukti Dan Ungkap Hasil Observasi
Pendidikan
Rabu, 20 Mei 2020
Kemdikbud Pastikan Kebijakan Berbasis Bukti Dan Ungkap Hasil Observasi Pendidikan
Diterbitkan Mei 20, 2020
Artikel Terkait
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Dalam Negeri Mengeluarkan surat eda
- Program Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ke Luar Negeri 2019 Dalam ran
- Cari Data & Informasi Sekolah di Sekolah Kita Sekolah Kita adalah situs we
- Cara Melihat Hasil Ujian Nasional Tahun 2019 Ujian Nasional yaitu tata cara ev
- Beasiswa Unggulan Tahun 2019 Dibuka Kembali Beasiswa Unggulan ialah Program
- Mendikbud: Guru Honorer Akan Digaji Melalui Dana Alokasi Umum GTK - Menteri Pendidik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon