Musim hujan (Monsun/Monsoons) berpatokan pada adanya pergantian musiman dalam sirkulasi atmosfer serta curah hujan alasannya adalah pemanasan yang tidak merata di daratan dan lautan. Sebagian besar, ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan periode hujan pada suatu isu terkini. Namun, ada juga periode kering yang terkait dengan ungkapan tersebut.
Secara tradisional, perumpamaan isu terkini hujan digunakan untuk menggambarkan pergeseran curah hujan yang dibarengi dengan pembalikan arah angin. Di daerah lain, istilah ini disalahgunakan sebagai hujan lebat jangka pendek, yang mengadopsi pemahaman trend hujan dalam sejumlah kamus geografi yang ada.
Pada abad yang lebih hangat, matahari memanaskan tanah dan air. Karena permukaan air memantulkan panas sementara tanah tidak, maka tanah akan menyadari peningkatan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan air. Akibatnya, udara di atas bumi membuat daerah bertekanan rendah yang mengakibatkan udara lembab dari maritim berhembus ke darat.
Di atas permukaan tanah, udara yang lembab akan naik ke ketinggian yang lebih tinggi, dimana kemudian udara tersebut akan mengalami pendinginan, dan pada hasilnya akan kembali mengalir ke maritim. Proses siklus ini akan berulang terus hingga udara lembab tersebut membentuk awan di atas tanah, yang pada hasilnya menghasilkan kenaikan curah hujan selama ekspresi dominan panas.
Bulan-bulan yang lebih acuh taacuh akan terlihat kebalikannya dalam siklus. Karena air kehilangan panas lebih singkat daripada tanah, udara di atas tanah lebih hangat ketimbang di atas air. Akibatnya, udara mengalir dari darat ke bahari di mana menimbulkan presipitasi di atas laut sesudah pendinginan.
Dalam hal kekuatan keduanya, animo dingin lazimnya kurang besar lengan berkuasa dari padanan demam isu panasnya. Musim panas sungguh penting alasannya adalah menunjukkan air yang sangat diharapkan ke beberapa bab dunia. Sebagai acuan 75% curah hujan tahunan di India dan 50% di Amerika utara berada pada musim panas.
Perkiraan memberikan bahwa 50 hingga 100 tahun ke depan kita akan melihat kenaikan besar jumlah terjadinya hujan selama demam isu panas. Peningkatan curah hujan ini disebabkan oleh gas rumah kaca, mirip karbon dioksida, yang memajukan kapasitas udara untuk memuat air.
Peningkatan kelembaban ini akan menjadikan terjadinya banjir besar di kawasan lembap. Di sisi lain, demam isu hujan yang kering akan meningkatkan penguapan dari bumi karena kenaikan suhu global, yang hendak membuat kekeringan di bumi.
Sumber https://www.geologinesia.com/
Secara tradisional, perumpamaan isu terkini hujan digunakan untuk menggambarkan pergeseran curah hujan yang dibarengi dengan pembalikan arah angin. Di daerah lain, istilah ini disalahgunakan sebagai hujan lebat jangka pendek, yang mengadopsi pemahaman trend hujan dalam sejumlah kamus geografi yang ada.
Terjadinya Musim Hujan
Musim hujan terjadi disaat ada perbedaan antara massa daratan dan suhu samudera yang jaraknya berdekatan. Adanya ketidakseimbangan terjadi diakibatkan karena perbedaan cara air dan bumi dalam menyerap panas dari matahari ataupun sumber panas yang lainnya. Secara lazim, badan air mempunyai suhu yang lebih merata sementara pada tanah ada variasi yang lebih besar dalam kompleksitas suhunya.Pada abad yang lebih hangat, matahari memanaskan tanah dan air. Karena permukaan air memantulkan panas sementara tanah tidak, maka tanah akan menyadari peningkatan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan air. Akibatnya, udara di atas bumi membuat daerah bertekanan rendah yang mengakibatkan udara lembab dari maritim berhembus ke darat.
Di atas permukaan tanah, udara yang lembab akan naik ke ketinggian yang lebih tinggi, dimana kemudian udara tersebut akan mengalami pendinginan, dan pada hasilnya akan kembali mengalir ke maritim. Proses siklus ini akan berulang terus hingga udara lembab tersebut membentuk awan di atas tanah, yang pada hasilnya menghasilkan kenaikan curah hujan selama ekspresi dominan panas.
Bulan-bulan yang lebih acuh taacuh akan terlihat kebalikannya dalam siklus. Karena air kehilangan panas lebih singkat daripada tanah, udara di atas tanah lebih hangat ketimbang di atas air. Akibatnya, udara mengalir dari darat ke bahari di mana menimbulkan presipitasi di atas laut sesudah pendinginan.
Musim Hujan Basah dan Kering
Setidaknya ada 2 jenis ekspresi dominan hujan yaitu demam isu hujan berair dan kering. Musim hujan lembap yaitu trend hujan yang dibarengi hujan lebat, sedangkan ekspresi dominan hujan yang kering tidak disertai hujan. Musim hujan lembap umumnya terjadi antara bulan April dan September sedangkan animo kering umumnya antara bulan Oktober dan April.Dalam hal kekuatan keduanya, animo dingin lazimnya kurang besar lengan berkuasa dari padanan demam isu panasnya. Musim panas sungguh penting alasannya adalah menunjukkan air yang sangat diharapkan ke beberapa bab dunia. Sebagai acuan 75% curah hujan tahunan di India dan 50% di Amerika utara berada pada musim panas.
Pengaruh Pemanasan Global pada Musim Hujan
Sebuah studi yang dikerjakan pada tahun 2015 memperlihatkan bahwa pemanasan global dapat menghasilkan efek rumah beling yang negatif, yang potensial merusak tatanan siklus ekspresi dominan hujan. Efek yang menghancurkan ini ialah alasannya tingkat perubahan dan masa presipitasi.Perkiraan memberikan bahwa 50 hingga 100 tahun ke depan kita akan melihat kenaikan besar jumlah terjadinya hujan selama demam isu panas. Peningkatan curah hujan ini disebabkan oleh gas rumah kaca, mirip karbon dioksida, yang memajukan kapasitas udara untuk memuat air.
Peningkatan kelembaban ini akan menjadikan terjadinya banjir besar di kawasan lembap. Di sisi lain, demam isu hujan yang kering akan meningkatkan penguapan dari bumi karena kenaikan suhu global, yang hendak membuat kekeringan di bumi.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon