Kamis, 30 April 2020

Analisis Data Dalam Studi Masalah Dan Cara Menuntaskan Pengumpulan Data Dalam Studi Masalah

Menganalisis data studi masalah yaitu sebuah hal yang sulit sebab taktik dan tekniknya belum teridentifikasikan secara baik. Tetapi setiap penelitian hendaknya dimulai dengan strategi analisis yang umum yang mengandung prioritas ihwal apa yang mau dianalisis dan mengapa. Demikian pun dengan studi kasus, oleh alasannya adalah itu Creswell memulai pemaparannya dengan mengungkapkan tiga strategi analisis observasi kualitatif, yaitu: seni manajemen analisis berdasarkan Bogdan & Biklen (1992), Huberman & Miles (1994) dan Wolcott (1994). Menurut Creswell (1998:153), untuk studi kasus mirip halnya etnografi analisisnya terdiri dari “deskripsi terinci” perihal kasus beserta settingnya. Apabila sebuah masalah memperlihatkan kronologis sebuah insiden maka menganalisisnya membutuhkan banyak sumber data untuk memilih bukti pada setiap fase dalam evolusi kasusnya. Terlebih lagi untuk setting kasus yang “unik”, kita hendaknya mengecek isu untuk memilih bagaimana insiden itu terjadi sesuai dengan settingnya.

Stake (Creswell, 1998:63) mengungkapkan empat bentuk analisis data beserta interpretasinya dalam observasi studi kasus, adalah: (1) pengumpulan kategori, peneliti mencari suatu kumpulan dari pola-pola data serta berharap menemukan makna yang berhubungan dengan berita yang hendak muncul; (2) interpretasi langsung, peneliti studi kasus menyaksikan pada satu teladan serta menawan makna darinya tanpa mencari banyak teladan. Hal ini merupakan suatu proses dalam menawan data secara terpisah dan menempatkannya kembali secara tolong-menolong agar lebih berarti; (3) peneliti membentuk teladan dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih klasifikasi. Kesepadanan ini mampu dijalankan lewat tabel  yang memperlihatkan kekerabatan antara dua kategori; (4) pada hasilnya, peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data, generalisasi ini diambil lewat orang-orang yang mampu mencar ilmu dari suatu kasus, apakah kasus mereka sendiri atau menerapkannya pada sebuah populasi kasus. Lebih lanjut Creswell menambahkan deskripsi masalah selaku suatu pandangan yang terinci perihal masalah. Dalam studi perkara “kejadian penembakan”, kita dapat menggambarkan kejadian itu selama dua minggu, menyinari pemain utamanya, kawasan dan aktivitasnya. Kemudian mengumpilkan data ke dalam 20 klasifikasi dan memisahkannya ke dalam lima pola. Dalam bagian final dari studi ini kita dapat menyebarkan generalisasi ihwal perkara tersebut dipandang dari aneka macam aspek, dibandingkan, dibedakan dengan literatur lainnya yang membicarakan wacana kekerasan di kampus.
Dari paparan di atas dapat diuraikan bahwa “persiapan terbaik” untuk melaksanakan analisis studi kasus yaitu mempunyai sebuah taktik analisis. Tanpa strategi yang baik, analisis studi masalah akan berlangsung susah alasannya peneliti “bermain dengan data” yang banyak dan alat pengumpul data yang banyak pula.
Untuk Robert K. Yin (1998:63) menganjurkan enam tipe sumber berita mirip yang sudah dikemukakan pada bab pengumpulan data. Tipe analisis dari data ini dapat berbentukanalisis holistik, ialah analisis keseluruhan kasus atau berupa analisis terjalin, adalah suatu analisis untuk masalah yang spesifik, unik atau ekstrim. Lebih lanjut Yin (1998:140-150) membagi tiga teknik analisis untuk studi masalah, yakni (1) penjodohan pola, adalah dengan memakai akal penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan teladan yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua teladan ini ada persamaan, akhirnya dapat menguatkan validitas internal studi perkara yang bersangkutan; (2) pengerjaan eksplanasi, yang bertujuan untuk menganalisis data studi masalah dengan cara membuat sebuah eksplanasi wacana kasus yang bersangkutan dan (3) analisis deret waktu, yang banyak dipergunakan untuk studi perkara yang menggunakan pendekatan eksperimen dan kuasi eksperimen.
1.   Penjodohan Pola
Membandingkan contoh yang didasarkan atas empiri dengan pola yang diprediksikan (prediksi alternatif). Jika kedua acuan ini ada persamaan, maka menguatkan validitas internal studi kasus. Jika studi kasus eksploratoris, polanya berafiliasi dengan variabel dependen / independen dari penelitian. Jika studi kasus deskriptif, maka penjodohan pola akan relevan dengan pola variabel–variabel spesifik yang diprediksi dan diputuskan sebelum pengumpulan data.
a.  Variabel-variabel Nonequivalen sebagai Pola
Desain Variabel Nonequivalen yang Dependen : Pola variabel dependen yang berasal dari salah satu desain penelitian kausal eksperimen berpotensi. Artinya eksperimen atau kuasi eksperimen mampu memiliki banyak variabel dependen (keragaman hasil)
b.  Eksplanasi Tandingan sebagai Pola
Terakulasi pada ungkapan operasional. Karakteristiknya : masing-masing meliputi contoh variabel independen yang terungkap (pola : jikalau eksplanasi valid, maka yang lain tidak valid). Kehadiran Variabel independen tertentu mengeluarkan kehadiran variabel independen yang lain. Dapat dipakai untuk kasus tunggal dan multikasus.
c.  Pola-acuan yang Lebih Sederhana
Mempunyai jenis sekurang-kurangnyadari variabel-variabel dependen atau independen. Kasus yang sederhana, ada dua variabel dependen yang berlawanan, penjodohan contoh dimungkinkan dengan contoh yang berlainan untuk kedua variabel yang telah ditetapkan.
Ketepatan Penjodohan Pola : Prediksi pola variabel dependen yang nonequivalen, pola yang didasarkan atas klarifikasi tandingan (contoh sederhana),serta perbandingan antara contoh yang diprediksi dan contoh positif bisa tak meliputi patokan kuantitatif / statistik.

2.   Pembuatan Eksplanasi
Tujuannya untuk menganalisis data studi perkara dengan menciptakan  eksplanasi ihwal karya tersebut.  Menunjukkan bagaimana eksplanasi tidak mampu dibangun hanya atas serangkaian kejadian nyata studi kasus.

a  Unsur-unsur Eksplanasi
Pembuatan eksplanasi dalam bentuk narasi, karena tidak bisa persis. Studi masalah yang baik yakni eksplanasinya merefleksikan proposisi yang signifikan secara teoritis.
b. Hakikat Perulangan dalam Pembuatan Eksplanasi
·        Membuat pernyataan teoritis/proposisi awal wacana kebijakan / perilaku sosial
·        Membandingkan temuan kasus awal dengan pernyataan / proposisi
·        Memperbaiki pernyataan / proposisi
·        Membandingkan perbaikan dengan fakta-fakta yang ada
·        Mengulangi proses sebanyak mungkin bila butuhkan
c.     Persoalan-persoalan Potensial dalam Pengembanagn Eksplanasi
Acuan diletakkan pada tujuan asal inkuiri dan eksplanasi alternatif mampu meminimalisir masalah memiliki potensi. Pengamanannya adalah : Penggunaan berkas studi kasus , penetapan data dasar untuk setiap masalah, serta rangkaian bukti berikutnya.
3.    Analisis Deret Waktu
Makin rumit dan tepat teladan, kian tertumpu analisis deret waktu pada landasan yang kuat bagi penarikan konklusi studi kasus.
a.   Deret Waktu Sederhana
Dalam deret waktu hanya ada variabel dependen atau independen saja. Logika esensial yang mendasari rancangan deret waktu ialah pasangan antara kecenderungan butir-butir data dalam perbandingannya dengan :
·             Kecenderungan signifikan teoritis yang ditentukan sebelum awal observasi
·             Kecenderungan tandingan  yang ditetapkan sebelumnya
·             Kecenderungan atas dasar perangkat / bahaya terhadap validitas internal

b.   Deret Waktu yang Kompleks
Disebabkan jika kecenderungan kasus dipostulasikan lebih kompleks. Deret waktu yang lebih kompleks melahirkan persoalan yang lebih besar bagi pengumpulan data, sehingga mengarah pada kecenderungan lebih elaboratif yang membuat analisis lebih mantap. Pola deret waktu yang diprediksi dan kasatmata, bila keduanya sama-sama kompleks, akan menciptakan bukti yang berpengaruh untuk proposisi teoritis permulaan.
c.   Kronologis
Bisa dipandang sebagai bentuk khusus dari analisis deret waktu, berkonsentrasi pribadi pada kekuatan utama studi masalah yang telah diketengahkan sebelumnya (studi perkara memungkinkan peneliti melacak peristiwa lebih dari waktu biasa). Kronologi meliputi beberapa tipe variabel dan tak terbatas pada variabel tunggal/ganda saja. Jenis kondisi tertentu dalam teori eksplanatoris :
·        Peristiwa terjadi sebelum peristiwa lain (urutan kebalikannya tidak terjadi)
·        Kejadian mesti dibarengi oleh kejadian lainnya atas dasar kontingensi
·        Peristiwa cuma mampu mengikuti kejadian lain sesudah lintasan waktu diprediksi
·        Periode waktu tertentu ditandai oleh golongan kejadian berlawanan secara substansial dari peristiwa kala waktu yang lain
d.   Kondisi-kondisi untuk Analisis Deret Waktu
Jika penggunaan analisis deret waktu relevan dengan studi masalah, bentuk yang esensial adalah identifikasi indikator spesifik yang perlu dilacak, juga interval waktunya. Sehingga data yang berkaitan dikumpulkan apalagi dahulu dan dianalisis secara tepat.
Selain ketiga teknik analisis untuk studi kasus di atas, yang dikatagorikan selaku bentuk analisis yang lebih banyak didominasi.  Yin (1998:140-150)  juga menyertakan tiga Bentuk-Bentuk Analisis yang kurang Dominan, yaitu
1.    Menganalisis Unit-unit Terjalin
Yaitu unit yang kurang secara umum dikuasai dibandingkan dengan kasusnya sendiri, banyak butir data sudah terkumpul, pendekatan-pendekatan analisis yang relevan mencakup hampir setiap teknik dalam ilmu sosial. Contoh : Respons kepada sebuah survey. Dalam studi masalah, analisis unit terjalin dikerjakan di dalam masing-masing masalah.
2.   Membuat Observasi Berulang
Adalah bentuk analisis yang kurang disukai, dijalankan secara lembur (disebut tipe analisis deret waktu khusus). Tetapi cuma mampu dijalankan atas basis lintas-bidang. Sehingga dipandang selaku pendekatan analisis yang terlepas dari analisis deret waktu.
3.   Mengerjakan Survei Kasus: Analisis Sekunder Lintas Kasus
Ada 2 pendekatan yaitu : pertama, survey kasus merupakan pendekatan analisis lintas kasus dan tidak sama dengan analisis kuantitatif Kedua, dalam teknik analisis lintas kasus survey memiliki kekurangan ketat dalam kaintannya dengan analisis multi perkara. Survey kasus akan memperoleh generalisasi teoritis atau statistik. Survey kasus merupakan teknik berhubungan untuk tujuan observasi eksplisit (analisis sekunder). Teknik survey kasus dapat menghemat bias-bias dan ialah teknik yang diharapkan bila diaplikasikan (tetapi tidak dipandang selaku analisis dominan).
Creswell mengemukakan bahwa dalam studi perkara melibatkan pengumpulan data yang banyak alasannya adalah peneliti menjajal untuk membangun citra yang mendalam dari suatu kasus. Untuk diperlukan suatu analisis yang bagus supaya dapat menyusun sebuah deskripsi yang terinci dari kasus yang timbul. Seperti contohnya analisis tema atau informasi, ialah analisis sebuah konteks kasus atau setting dimana kasus tersebut dapat menggambarkan dirinya sendiri.  Peneliti mencoba untuk menggambarkan studi ini melalui teknik mirip suatu kronologi peristiwa-peristiwa utama yang lalu diikuti oleh sebuah perspektif yang terinci ihwal beberapa insiden. Ketika banyak perkara yang hendak diseleksi, peneliti semestinya memakai analisis dalam-kasus yang kemudian disertai oleh sebuah analisis tematis di sepanjang kasus tersebut yang acapkali disebut analisis silang masalah untuk menginterpretasi makna dalam perkara.


Cara Mengakhiri Pengumpulan Data dalam Studi Kasus
Batas simpulan penelitian dalam Studi perkara tidak bisa diputuskan sebelumnya mirip dalam observasi kuantitatif, tetapi dalam proses observasi sendiri.  Akhir masa observasi terkait dengan duduk perkara, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti pengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang diperlukan atau sudah tidak didapatkan lagi data gres.

Setelah mengakhiri pengumpulan data berikutnya peneliti melakukan melakukan analisis dan penyimpulan dari hasil penelitian yang dipakai untuk memeriksa kembali kepada desain atau teori yang telah dibangun pada tahap pertama observasi. Analisis dan penyimpulan mampu dikerjakan pula dengan dengan mengkaji saling-silangkan hasil-hasil observasi dari setiap kasus. Hasil analisis dan penyimpulan di gunakan untuk menetapkan atau memperbaiki konsep atau teori yang sudah dibangun pada permulaan tahapan penelitian.


= Baca Juga =




Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon